Perusahaan Besutan Mark Zuckerberg Gugat Programmer Asal Ukraina

Perusahaan Besutan Mark Zuckerberg Gugat Programmer Asal Ukraina
Ilustrasi/ Net.

MONITORDAY.COM - Facebook melayangkan gugatan kepada programmer asal Ukraina bernama Alexander Solonchenko karena ketahuan menjual data milik 178 juta pengguna Facebook. 

Data yang dicuri tersebut sebagian besar adalah milik pengguna asal Amerika Serikat. 

Solonchenko dengan memanfaatkan fitur impor kontak di Messenger dengan menggunakan alat otomatis yang meniru perangkat Android dalam melangsungkan aksinya. 

Dia memasukkan jutaan nomor telepon acak ke server Facebook dan mengumpulkan data saat Facebook mengembalikan informasi tentang akun yang terkait dengan nomor telepon tersebut. 

"Solonchenko bekerja sebagai programmer komputer lepas dengan pengalaman bekerja dengan beberapa bahasa pemrograman termasuk Phyton, PHP, dan Xrumer, yang merupakan software yang digunakan untuk spamming; otomatisasi tugas di emulator Android; dan melakukan pemasaran afiliasi," kata Facebook dalam dokumen pengadilannya sebagaimana dikutip redaksi dari The Record, Senin (25/10/2021).

"Hingga pada atau sekitar Juni 2019, Solonchenko juga menjual sepatu secara online dengan nama bisnis 'Drop Top'," imbuhnya. 

Pencurian data Solonchenko berlangsung dari Januari 2018 hingga September 2019. 

Ia berhenti mengumpulkan data pengguna setelah Facebook mematikan fitur impor kontak karena dieksploitasi oleh Solonchenko dan orang tidak bertanggung jawab lainnya. 

Data-data yang dicuri Solonchenko kemudian ia jual di RaidForum, sebuah situs forum yang digunakan untuk jual beli data yang bocor atau dicuri. Ia mulai menjual data curian pada Desember 2020. 

Perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini berhasil mengidentifikasi Solonchenko setelah ia menggunakan username dan detail kontak yang ada di akun RaidForum-nya untuk email dan akun di situs lowongan pekerjaan. 

Pada gugatannya, Facebook mengatakan Solonchenko juga mengumpulkan data dari target lain, bahkan salah satu bank terbesar di Ukraina. Dalam hal ini, Facebook  Zuckerberg menuntut ganti rugi, dan melarang Solonchenko untuk mengakses produk Facebook atau menjual data yang sudah ia kumpulkan. 

Kasus ini bukanlah kejadian pencurian data terbesar yang dialami Facebook. Sebelumnya hacker pernah mengambil data milik 533 juta pengguna menggunkan fitur impor kontak yang sama.