Perum Jamkrindo Berupaya Masuk ke Holding Asuransi BUMN
Kami masih menunggu Perpres dari presiden untuk menjadi perseroan lebih dulu. Sudah diusulkan oleh Sekretariat Negara ke Presiden. Setelah disetujui baru masuk holding asuransi.

MONITORDAY. COM - Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) tengah berupaya untuk bisa masuk ke holding asuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya, perusahaan penjaminan ini harus mengubah bentuk badan usaha dari perum menjadi perseroan terbatas (PT).
Direktur Utama Jamkrindo, Randi Anto mengatakan perubahan tersebut tengah diproses pemerintah. Jadi payung hukum perubahan Jamkrindo menjadi perseroan dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres).
“Kami masih menunggu Perpres dari presiden untuk menjadi perseroan lebih dulu. Sudah diusulkan oleh Sekretariat Negara ke Presiden. Setelah disetujui baru masuk holding asuransi,” kata Randi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/02/2020).
Terkait legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Randi mengatakan seharusnya ada aspek legal dari Kemenkumham jika ingin mengubah status hukum entitas.
“Seperti cek dan ricek dalam pendirian, pendirian ini apakah ada pertentangan dengan Undang-undang (UU) seperti apa dan kemudian mencocokkannya,” ungkapnya.
Terkait perubahan badan usaha. Randi menyatakan proses ini telah berkoordinasi dengan Kementerian BUMN hingga Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kemenkumham untuk mencocokkan draft perubahan badan hukum kemudian dimintakan izin usaha perusahaan.
Diketahui, holding asuransi BUMN akan dipimpin oleh PT Bahana Pembinaan Usaha sebagai induk. Perusahaan asuransi lain yang bakal melebur dalam holding ini adalah Jasa Raharja, Jasindo, Askrindo dan Jamkrindo.
Dalam anggota holding Jamkrindo diharapkan dapat bersinergi bisnis antara perusahaan pelat merah. Bahkan, memanfaatkan kantor cabang untuk pemasaran dan saling berbagi (sharing) terkait teknologi informasi (IT) antar anggota holding.
"Kalau untuk kembangkan IT, Jamkrindo harus investasi besar-besaran. Makanya kami bisa sharing dengan Jasa Raharja uang sudah lebih siap (teknologinya) sehingga bisa lebih irit,” tambahnya.