Permulaan Wahyu Datang Kepada Baginda Nabi

Wahyu yang diterima Rasulullah saw dimulai dengan adanya mimpi yang benar.

Permulaan Wahyu Datang Kepada Baginda Nabi
Ilustrasi foto/Net

IMAM Bukhari meriwayatkan dari Aisyah ra menceritakan saat permulaan wahyu pertama datang, ia berkata: Wahyu yang diterima Rasulullah saw dimulai dengan adanya mimpi yang benar. Dalam mimpi itu beliau melihat cahaya terang laksana fajar menyingsing di waktu pagi.

Hingga pada suatu hari datanglah malaikat lalu berkata: “Bacalah.” Beliau menjawab: “Aku tak bisa membaca.” Rasulullah saw menceritakan lebih lanjut: Malaikat itu lalu mendekatiku dan memelukku erat, kemudian aku dilepaskan. Ia berkata lagi: “Bacalah.” Aku menjawab: “Aku tidak dapat membaca.” Untuk ketiga kalinya ia mendekati dan memelukku hingga aku merasa lemas, kemudian aku dilepaskan. Selanjutnya ia berkata lagi: “Bacalah dengan nama Rabb-mu yang telah menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah”, dan seterusnya.

Rasulullah bergegas pulang dengan rasa gemetar di sekujur badannya menemui Khadijah, lalu berkata: “Selimutilah aku, selimutilah.” Beliau kemudian diselimuti hingga rasa takutnya hilang. Setelah itu, beliau berkata kepada Khadijah: “Wahai Khadijah, tahukah engkau apa yang terjadi?” lalu beliau bercerita apa yang baru dialaminya. Selanjutnya beliau berkata: “Aku sesungguhnya khawatir terhadap diriku (dari gangguan jin).” Siti Khadijah menjawab: “Tidak! Bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak akan membuat baginda kecewa.

Beberapa saat kemudian, Khadijah mengajak Rasulullah saw pergi menemui Waraqah bin Naufal, salah seorang paman Siti Khadijah. Pada masa jahiliah dia memeluk agama Nasrani. Ia dapat menulis dalam bahasa Ibrani, bahkan pernah menulis sebagian dari Injil dalam bahasa Ibrani. Ia seorang yang sudah lanjut usia dan kehilangan penglihatannya. Kepadanya Khadijah berkata: “Wahai anak pamanku, dengarlah apa yang hendak dikatakan oleh anak saudaramu (Muhammad saw).” Waraqah bertanya kepada Muhammad saw., “Hai anak saudaraku, ada apa gerangan?” Rasulullah saw kemudian menceritakan apa yang terjadi di Gua Hira’. Setelah mendengarkan keterangan Rasulullah saw. Waraqah berkata: “Itu adalah malaikat yang pernah diutus Allah kepada Musa. Betapa bahagianya seandainya aku masih muda dan perkasa. Alangkah gembiranya seandainya aku masih hidup tatkala kamu diusir oleh kaummu!” Rasulullah saw bertanya: “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab: Ya.

Tak seorang pun yang datang membawa seperti yang kamu bawa kecuali akan diperangi. Seandainya kelak aku masih hidup dan mengalami hari yang akan kamu hadapi, pasti kamu kubantu sekuat tenagaku. Tak lama kemudian Waraqah meninggal dunia dan untuk beberapa waktu lamanya Rasulullah saw tidak menerima wahyu.

Terjadi perbedaan pendapat tentang berapa lama wahyu tersebut terhenti. Ada yang berpendapat tiga tahun dan ada pula yang mengatakan kurang dari itu. Pendapat yang lebih kuat adalah apa yang diriwayatkan oleh Baihaqi bahwa masa terhentinya wahyu tersebut selama enam bulan.

[Mrf]