Penelitian Brown University Ungkap Alasan Amerika Serikat Tinggalkan Afghanistan

MONITORDAY.COM - Setelah 20 tahun menginvasi Afghanistan, tentara AS dan Inggris bersiap angkat kaki. Bulan ini Presiden Biden mengumumkan bahwa 2.500-3.500 pasukan AS yang tersisa di sana akan sudah pergi pada 11 September.
Inggris juga melakukan hal yang sama, menarik sisa 750 pasukannya.
Pilihan tanggal tersebut amatlah penting. Itu tepat 20 tahun sejak serangan 11 September terhadap Amerika oleh Al-Qaeda, direncanakan dan diarahkan dari Afghanistan, yang mendorong koalisi AS-Inggris menggulingkan Taliban dan menyingkirkan Al-Qaeda untuk sementara.
Dilansir dari bbcnews, sabtu (14/8/2021), harga yang harus dibayar selama 20 tahun peperangan ini amat sangat tinggi - diukur dalam nyawa, kehidupan, dan uang.
Menariknya, Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden sadar betul jika lamanya peperangan yang dilancarkan Amerika Serikat di Afghanistan hanyalah sia-sia belaka. Bahkan, kerugianlah yang banyak dialami Negeri Paman Sam demi memuaskan syahwat Presiden Bush Junior kala itu.
Hal tersebut diperkuat dari Penelitian Brown University yang menempatkan pengeluaran AS untuk konflik, termasuk dana militer dan rekonstruksi di Afghanistan dan Pakistan, sebesar USD978 miliar (lebih dari Rp14.000 triliun) hingga 2020.
Penelitian itu juga mencatat 3.586 tentara AS dan sekutu NATO-nya tewas dalam perang 20 tahun di Afghanistan. Sebanyak 69.000 tentara militer dan polisi Afghanistan terbunuh, sebanyak 51.613 warga sipil Afghanistan terbunuh, serta 51.191 milisi Taliban dan kelompok milisi lain juga terbunuh.