Pemimpin Hizbullah Mengaku Senang dengan Kekalahan Trump

Trump tidak bisa menahan diri, arogansi dan agresivitas pemerintahan presiden dari Partai Republik itu telah meningkatkan kemungkinan terjadinya perang.

Pemimpin Hizbullah Mengaku Senang dengan Kekalahan Trump
Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah/net

MONITORDAY.COM – Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah mengaku senang dengan kekalahan yang dialami Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam Pilpres beberapa waktu lalu.

Hal tersebut dikatakan Sayyed Hassan dalam pidato yang disiarkan televisi, pada Rabu (11/11). Dalam kesempatan itu, Ia menggambarkan bahwa pemerintahan Trump sebagai sebagai salah satu pemerintahan yang buruk di Amerika.

"Di antara yang terburuk, kalau bukan yang terburuk di Amerika Serikat,” kata Hassan, dikitip dari Antara, Kamis (12/11).

Ia pun menuduh Trump tidak bisa menahan diri dan arogansi dan agresivitas pemerintahan presiden dari Partai Republik itu  telah meningkatkan kemungkinan terjadinya perang.

Selain itu, Sayyed Hassan juga mengaku senang dengan hasil Pilpres AS karena karena Trump disebutnya telah memerintahkan pembunuhan jenderal tertinggi Iran Qassem Soleimani.

Karena itu, ia mendesak sekutu-sekutu di kawasan untuk waspada terhadap langkah-langkah AS atau Israel selama sisa masa jabatan Donald Trump.

"Dengan orang seperti Trump, segala sesuatu mungkin terjadi selama sisa masa jabatannya," kata Hassan.

Seperti diketahui, Pemerintahan Trump telah memperluas sanksi terhadap Hizbullah, yang dianggap sebagai kelompok teroris.

Selain itu, terhadap sekutu-sekutu Hizbullah di Lebanon sebagai bagian dari upaya yang dilancarkan AS untuk memberikan tekanan maksimum terhadap Iran.Langkah tersebut telah meningkatkan ketegangan di kawasan.

“Sanksi AS yang dijatuhkan minggu lalu pada Gebran Bassil, menantu presiden Lebanon, atas tuduhan korupsi dan hubungan dengan Hizbullah adalah bagian dari upaya Washington untuk menekan sekutu politik,” kata Hassan.