Pemilu Sela AS 2018 : Upaya Demokrat Merebut Dominasi DPR

Pemilu sela di Amerika Serikat menjadi peluang bagi Partai Demokrat untuk merebut salah satu kamar di Kongres AS. Sampai hari ini, Partai Republik masih dominan baik di Senat maupun DPR AS. Keunggulan Republikan juga terlihat dalam penguasaan kursi Gubernur  Negara Bagian. Peluang paling memungkinkan bagi Demokrat adalah menguasai  kursi DPR.

Pemilu Sela AS 2018 : Upaya Demokrat Merebut Dominasi DPR
ilustrasi pemilu sela AS 2018 (c) bbc.com

 

MONITORDAY.COM- Pemilu sela di Amerika Serikat menjadi peluang bagi Partai Demokrat untuk merebut salah satu kamar di Kongres AS. Sampai hari ini, Partai Republik masih dominan baik di Senat maupun DPR AS. Keunggulan Republikan juga terlihat dalam penguasaan kursi Gubernur  Negara Bagian. Peluang paling memungkinkan bagi Demokrat adalah menguasai  kursi DPR.

Pemilihan umum sela (disebut Pemilu sela) adalah sebuah pemilihan umum khusus yang diadakan untuk mengisi sebuah jabatan politik yang kosong di antara masa pemilihan umum. Hal ini biasanya terjadi apabila si pemegang jabatan meninggal dunia atau mengundurkan diri, atau bila ia tidak berhak lagi untuk tetap duduk di jabatannya karena ditarik (recall) oleh partainya atau karena menghadapi tuntutan hukum yang serius.

Baca Juga : Arti jajak Pendapat Pemilu Sela - US 2018 untuk Donald Trump

Pemilu sela di AS pada 6 November 2018 ini dilangsungkan untuk mengisi jabatan yang memang habis periodenya. Disamping itu pemilu sela ini juga menjadi ajang pemungutan suara untuk beberpa kebijakan strategis yang membutuhkan pendapat publik. Sebut saja tentang legalisasi ganja untuk kepentingan medis dan rekreatif di 5 negara bagian, kenaikan upah minimum, dan pendanaan aborsi.

Pemilu Sela di AS ini memiliki dampak signifikan. Kemungkinan untuk memakzulkan Donald Trump bisa terjadi bila 2/3 anggota DPR mengajukan usulan tersebut. Namun, yang paling mungkin adalah menghambat kebijakan-kebijakan Presiden.

Berita mutakhir hingga pagi ini Rabu (7/1/2018) menunjukkan bahwa Partai Republik menguasai 42 kursi senat dan 31 kursi untuk Demokrat. Satu kursi dimiliki partai lain. Persaingan ketat terjadi di DPR, Republik dan Demokrat masih sama-sama menguasai 52 kursi.