Optimis Temui Titik Terang, Perang Dagang China dan AS Akan Stop di Tahun 2019

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan, negosiasi perdagangan dengan China berjalan sangat baik. Ekonomi China yang sempat melemah memberi alasan bagi Pemerintahan China untuk menuju kesepakatan penyelesaian perang dagang.

Optimis Temui Titik Terang, Perang Dagang China dan AS Akan Stop di Tahun 2019
Presiden China, Xi Jinping/Net

MONITORDAY.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan, negosiasi perdagangan dengan China berjalan sangat baik. Ekonomi China yang sempat melemah memberi alasan bagi Pemerintahan China untuk menuju kesepakatan penyelesaian perang dagang.

Seperti dilansir dari BBC (11/1) Negosiasi di Beijing awal pekan ini menghasilkan komitmen yang "luas, mendalam dan terperinci," kata Kementerian Perdagangan China.

China mengatakan, perundingan baru seputar perang dagang dengan Amerika Serikat telah berhasil "meletakkan dasar" untuk menyelesaikan sengketa perdagangan yang merusak antara dua Negara Adidaya tersebut.

AS menyoroti janji China untuk membeli lebih banyak komoditas pertanian, energi, manufaktur, serta jasa layanan dari Amerika Serikat. Pembicaraan antara para pejabat AS dan China yang berlangsung di Beijing berakhir pada Rabu 9 Januari 2019.

Mereka tidak diharapkan untuk menghasilkan kesepakatan akhir, tetapi, optimisme tentang kemajuan ikut merangsang dinamika positif pasar saham global sepanjang pekan ini.

Xi Jinping selaku presiden dari Negeri Tirai Bambu tersebut mengatakan bahwa pemimpin kedua negara menginginkan "kemajuan yang stabil" dalam hubungan mereka.

"Saya berharap kedua pihak akan bertemu di tengah jalan, bekerja keras, dan berusaha untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi dunia secepat mungkin," kata Xi.

Di lain pihak, Presiden Trump mengatakan jika tidak ada kesepakatan yang dicapai sebelum gencatan senjata berakhir pada 2 Maret 2019. Maka, Ia mengancam akan meningkatkan tariff atas barang-barang China senilai USD200 miliar dari sebelumnya 10% menjadi 25%.

Hal ini tentu bakal berdampak terhadap ekonomi global dan belakangan diyakini bakal terus bergerak di tahun ini. Tidak ada pihak yang mengatakan kapan kedua negara akan bertemu lagi untuk melanjutkan negosiasi.