Nelayan, Petani, dan Kondisi Pangan Kita

PERSOALAN pangan adalah salah satu kebijakan paling berarti bagi Indonesia saat ini. Baik pertanian maupun perikanan.
Belajar dari apa yang telah dicapai banyak negara Barat di masa lalu, keberhasilan dalam menanggulangi masalah pangan memungkinkan Indonesia untuk meneruskan usaha-usahanya mencapai berbagai kemajuan dalam bidang lainnya.
Jika Indonesia tidak mencurahkan perhatian yang besar kepada masalah pengadaan pangan, maka masyarakatnya tidak akan berhasil dalam usaha-usaha lainnya, misalnya di bidang industrialisasi. Persyaratan pertama untuk dapat hidup lebih nyaman adalah adalah makan yang cukup.
FAO memprediksi dunia harus meningkatkan produksi pangan sebanyak 70% tahun 2050 Populasi global terus bertambah secara cepat, sementara jumlah sumber daya lahan terus menyusut. Di sektor perikanan, persentase stok ikan pada level yang tidak berkelanjutan (biologically unsustainable level) meningkat dari 10% di tahun 1974 menjadi 34,2% di tahun 2017.
Sekali lagi, masalah pangan merupakan yang paling vital dan paling mendesak di masyarakat. Prioritas utama harus diberikan kepada usaha-usaha untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyediaan pangan.
Petani dan nelayan merupakan dua kelompok utama yang amat penting perannya, termasuk jutaan perempuan yang terlibat langsung dalam pertanian dan perikanan skala kecil. Keberasilan pemerintah dalam melindungi dan menyediakan faktor-faktor produksi, pra sarana maupun sarana produksi, kelembagaan, hingga akses pasar menentukan masa depan kedaulatan pangan nasional.
Sejauhmana anggaran belanja yang disediakan pemerintah untuk perencanaan produksi pangan, serta besarnya perhatian yang diberikan kepada masalah ini dalam perencanaan penggunaan tenaga kerja, penyediaan lahan, atau hak atas wilayah pengelolaan dari setiap produksi pangan, merupakan petunjuk tentang tingginya prioritas yang diberikan kepada sektor ini. [ ]