Nanang Pramudyana - Kembangkan Budikdamber dan Ketahanan Pangan

Keterbatasan pengetahuan dan modal yang Saya miliki, ternyata dapat terpatahkan oleh motivasi dan semangat dari dalam diri agar lebih bermanfaat dan berdaya.

Nanang Pramudyana - Kembangkan Budikdamber dan Ketahanan Pangan
Budidaya ikan/lele dalam ember dan menanam kangkung di atasnya.

MONITORDAY.COM - Banyak hal positif yang bisa dilakukan disaat Pandemi global Covid-19 yang belum berhenti. Ketika pemerintah memberikan himbauan  agar masyarakat di  rumah saja  atau mengurangi aktivitas di luar rumah dengan tujuan untuk menekan penyebaran Virus corona.

Seperti yang dilakukan oleh Nanang Pramudyana, yang mengisi waktu dengan merintis budidaya lele dengan memanfaatkan media ember . Kali ini, Ia ingin bercerita untuk berbagi melalui kiat-kiat dan pengalamannya.

Sekitar tiga bulan yang lalu, Saya mulai mengenal tentang budi daya ikan dalam ember atau yang biasa disingkat menjadi 'Budikdamber' dari media sosial. Rasa ingin tahu tentang Budikdamber membuat saya belajar tentang Budikdamber dari berbagai sumber informasi online. Saat itu Saya berpikir alangkah baiknya bila kita bisa menghasilkan lauk dan sayuran sekaligus, dengan keterbatasan lahan yang ada (sudah lama Saya berharap mempunyai kolam ikan di rumah, namun terkendala dengan lahan). 

Keterbatasan pengetahuan dan modal yang Saya miliki, ternyata dapat terpatahkan oleh motivasi dan semangat dari dalam diri agar lebih bermanfaat dan berdaya.

Dukungan isteri juga menjadi salah satu penguat diri, sehingga akhirnya sayamemberanikan diri untuk memulai kegiatan Budikdamber ini pada tanggal 3 Februari 2020. Tahapan Budikdamber yang Saya jalani kurang lebihnya seperti ini:

1. Menyiapkan ember (saya pakai 1 ember ukuran 70 liter dan 1 ember lagi ukuran 90 liter), lalu buat 2 lubang di bagian samping atas ember untuk tempat keluarnya air, jika luber (terutama air hujan) agar nantinya lele tidak lompat ke luar.
2. Mengisi ember dengan air, diamkan selama 1 minggu (Saya gunakan air PDAM), dan letakkan di tempat yang terkena sinar matahari atau hujan.
3. Menyiapkan media tanam dan bibit tanaman misalnya: kangkung,sawi, bayam, tomat, atau cabe (jika kangkung, cabut lalu potong bagian bawah yang ada akarnya). 
4. Cek air dalam ember, bila sudah mulai ada endapan dan jentik nyamuk, benih lele siap ditebarkan.
5. Menebar benih lele ukuran 7 - 9 cm pada tanggal 7 Maret 2020 (50 ekor untuk ember ukuran 70 liter dan 80 ekor untuk ember ukuran 90 liter; populasi optimal sekitar 1 ekor lele tiap 1 liter air).
6. Menyiapkan pakan lele yang ukuran PF 1000 (bisa juga ukuran -1 atau -2).
7. Lele tidak dikasih makan/puasa selama 1 - 2 hari.  
8. Beri pakan lele 2 kali tiap hari, secukupnya (hindari pemberian pakan berlebih karena akan menyebabkan tingginya kadar nitrogen sehingga menurunkan kualitas air). Nikmati sensasi saat "mas kumis" menyantap pakan.
9. Bersihkan air dengan selang air tiap 2 minggu sekali, buang setengah atau sepertiganya saja, lalu isi dengan air yang sudah diendapkan 3 - 4 hari sehingga volume kembali seperti semula.
10. Bila turun hujan, bisa ditambahkan 1 - 2 sendok garam krosok/garam ikan.
11. Bila air mulai bau, bisa tambakan 1 tutup botol EM4 (bisa dibeli di toko pertanian) untuk menambah populasi bakteri pengurai kotoran dan sisa-sisa pakan lele.
12. Setelah sabar menanti, hingga akhirnya lele siap dipanen, yaitu sekitar 20 - 25 cm atau 8 ekor/ kg (Saya sudah pernah panen hingga tahap ini ). Bagaimana menurut Anda, teknisnya cukup simpel bukan? 
Berdasarkan informasi yang Saya peroleh, Budikdamber lele dapat dipanen sekitar 2 - 3 bulan, sedang kangkung dapat dipetik sekitar tiap 2 - 3 minggu sekali. 

Kegiatan ini juga bisa dilakukan oleh segala usia, dari anak-anak, hingga orang tua, serta semua profesi, dari ibu rumah tangga, dokter,  pengusaha, bahkan pejabat, dengan satu syarat: PUNYA NIAT. 

Kegiatan ini juga berpotensi memberikan tambahan penghasilan, di samping sebagai sarana penyaluran hobi, pemanfaatan waktu, sarana belajar (salah satunya melatih kesabaran), juga meningkatkan ketahanan pangan. 

Saat ini kita menjadi saksi sejarah dunia, yaitu pandemi covid-19 sejak kurang lebih dua bulan yang lalu. Pemerintah menganjurkan masyarakat agar tetap berada di rumah ( stay at home) untuk mengurangi risiko penularan penyakit. Kondisi tersebut berpotensi menurunnya geliat ekonomi, dan berdampak pada kaum alit juga kaum elit, sehingga dapat berefek pada menurunnya ketersediaan pangan, meningkatnya kriminalitas, menurunnya derajat kesehatan masyarakat, serta menurunnya kualitas hidup masyarakat. 

Dalam hal ini, Budikdamber ini bisa menjadi salah satu alternatif solusi masalah pangan, sebagai sumber makanan hewani dan nabati. 

Tak salah bila Bapak Juli Nursandi, yang saya ketahui sebagai pioneer Budikdamber (salam hormat saya untuk beliau), bercita-cita agar setiap keluarga di Indonesia minimal mempunyai 1 ember Budikdamber.

Tentu saya sangat setuju dengan hal tersebut. Bagaimana dengan Anda, apakah tertarik dengan ide Budikdamber ini? 

Mungkin inilah saatnya, bersama kita BISA!!!