Museum Kematian Pertama di Indonesia

Museum Kematian Pertama di Indonesia
koleksi mueseum kematian

MONITORDAY.COM - Museum ini didirikan oleh departemen antropologi Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, Jawa Timur, pada tahun 2005 untuk tujuan penelitian internal. Museum ini telah dibuka untuk umum sejak 2014 setelah menjalani renovasi besar dengan dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kurator museum, Delta Bayu Murti, mengatakan kematian, sebagai bagian dari siklus kehidupan, adalah sesuatu yang sering dihindari dalam wacana publik.

"Faktanya, kematian adalah masalah paling penting dari eksistensi manusia yang dibuktikan oleh beragam ritual pemakaman Indonesia dan bagian lain dunia," katanya.

Menggunakan pendekatan etnografi, museum memberikan gambaran tentang bagaimana beberapa komunitas memperlakukan mayat orang yang mereka cintai.

"Semua informasi disajikan sebagai penggambaran antropologi budaya dan fisik yang didukung oleh disiplin ilmu lain yang relevan," tambah Bayu.

Kepala museum Toetik Koesbardiati dan staf pendidikan museum Desi Bestiana, Rizky Sugianto Putri dan Desytri Ayu Herlina, semuanya adalah anggota Korban Bencana Korban (DVI) yang sering membantu mengidentifikasi korban kejahatan, terorisme dan bencana alam.

Ruang pameran pertama museum menampilkan replika makam di pemakaman Trunyan Bali, di mana tubuh asli dibiarkan terekspos di dalam struktur bambu. Museum ini juga menawarkan informasi tentang ritual pemakaman lain yang berbeda, seperti Brobosan di Jawa Timur, Saur Matua di Sumatra Utara dan Ngaben di Bali, serta kuburan bayi Kambira di Toraja, Sulawesi Selatan.

Pengunjung juga dapat melihat replika mumi yang ditampilkan di Ma’nene, sebuah tradisi Toraja di mana anggota keluarga menggali, membersihkan dan mendandani mayat orang yang mereka cintai dengan pakaian baru.

"Museum ini memberikan informasi menarik, meskipun beberapa koleksi sangat menakutkan," tutur salah satu wisatawan yang berkunjung.

Bayu menyatakan harapan bahwa di masa depan museum akan menambah koleksi baru yang mengeksplorasi tradisi penguburan lainnya di Indonesia. Pengunjung yang ingin belajar lebih banyak dapat membayar untuk mengambil bagian dalam kursus identifikasi antropologi forensik museum.