Muhammadiyah Apresiasi Indonesia Terpilih jadi Presidensi G20

Muhammadiyah Apresiasi Indonesia Terpilih jadi Presidensi G20
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir/(Foto/net)

MONITORDAY.COM - Muhammadiyah memberi apresiasi atas terpilihnya Indonesia untuk memimpin Presidensi G20 periode 2021-2022. Hal ini dinilai sebagai capaian yang positif bagi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. 

"Muhammadiyah mengapresiasi kepercayaan dunia terhadap Indonesia sebagai suatu capaian yang positif dan konstruktif yang memberi optimisme di tengah bangsa dan dunia yang masih menghadapi pandemi," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Senin (15/11/2021). 

Menurut Haedar, kepercayaan tersebut harus dijadikan momentum untuk mengkapitalisasi posisi dan peran Indonesia di dunia internasional secara lebih proaktif dan dinamis sejalan prinsip politik luar negeri bebas aktif. 

"Di dalam negeri agendanya bagaimana memanfaatkan peluang Presidensi G20 tersebut untuk penguatan dan mobilisasi kekuatan domestik di dalam negeri karena akan terkait dengan peran di kancah global," kata Haedar. 

Haedar menambahkan, posisi yang baik tersebut tidak hanya akan terkait dengan kepentingan ekonomi semata, namun juga akan berkorelasi dengan beberapa isu global yang saat ini. 

Beberapa isu besar antara lain terkait pandemi Covid-19, demokrasi, globalisasi terutama WTO, revolusi saintifik dan teknologi yang terkait desrupsi dan digitalisasi, SDG’s, dan isu perubahan iklim global. 

"Bagaimana Indonesia mampu mengelola isu dan agenda global tersebut di dalam negeri secara cerdas dan visioner dengan berpijak pada kepribadian bangsa yang dijiwai Pancasila, Agama, dan kebudayaan luhur bangsa," lanjut Haedar. 

Khusus terkait demokrasi, Haedar mengingatkan, Indonesia perlu waspada terhadap adanya upaya pelemahan norma-norma demokrasi seperti yang dilakukan oleh rezim beberapa negara. 

"Serta juga harus memiliki wajah dan karakter demokrasi yang sejalan dengan Sila (keempat) - kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaaan dalam permusyawaratan perwakilan,” lanjut Haedar. 

Sementara terkait perubahan iklim, menurut Haedar, Indonesia penting mengantisipasi isu-isu global yang ancamannya lebih total dan lebih luas ketimbangan ancaman bom itu dengan seksama. 

"Berbagai bencana alam yang tidak lagi alami, badai, kelaparan, laut yang sekarat, udara yang tidak dapat dihirup, wabah akibat pemanasan, ambruknya ekonomi, konflik akibat iklim, terkait dengan perubahan iklim global," lanjut Haedar. 

Lebih lanjut Haedar mengatakan, Muhammadiyah sebagai kekuatan Civil Society modern akan melakukan beberapa upaya untuk mendorong dan berperan aktif dalam menyukseskan kepemimpinan Indonesia di tingkat global. 

Pertama, melalui program internasionalisasi Muhammadiyah dalam bentuk mempromosikan Kosmopolitanisme Islam Berkemajuan serta program unggulan Amal Usaha di ranah global.

Kedua, memperkuat basis kemajuan bangsa seperti di bidang sumberdaya manusia dan pendidikan, ekonomi UMKM yang berkeadilan sosial, pemanfaatan peluang digitalisasi. 

"Dalam ikut mengarahkan kiblat bangsa Muhammadiyah berharap dan ingin berkontribusi agar rancang bangun Satu Abad Indonesia di tahun 2045 benar-benar visioner membawa Indonesia sebagai negara besar yang maju dan modern berbasis identitas keindonesiaan yaitu Pancasila, Agama, dan Kebudayaan Nasional," kata Haedar Nashir.