Mobil Listrik jadi Solusi Perubahan Iklim, Benarkah?

MONITORDAY.COM - Isu perubahan iklim saat ini menjadi perhatian global karena dianggap sebagai momok yang dapat mengancam jiwa manusia. Para peneliti memprediksi kenaikan suhu global akan terus naik, dan berpotensi menyebabkan kerusakan yang masif serta mengakibatkan banyak bencana alam.
Demikian dikatakan Founder Monday Media Group, Muchlas Rowi dalam diskusi virtual Kopi Pahit, bertajuk "Mobil Listrik dan Perubahan Iklim" pada Kamis (18/11/2021).
"Namun faktanya hingga saat ini, seluruh kegiatan kita berkontribusi terhadap kenaikan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Hal ini karena sebgian besar aktivitas manusia membutuhkan sumber energi yang sebagian besar masih mengunakan bahan bakar fosil," kata Muchlas.
Dia menambahkan, pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam konferensi perubahan iklim COP26 di Glasgow juga sangat konsern soal isu ini dan mengajak pemimpin negara-negara dunia untuk mengatasi persoalan tersebut bersama-sama. Berbagai upaya di lakukan, termasuk penggunaan energi bersih.
"Kita lihat bahwa adanya alternatif mobil listrik itu menjadi bagian penting yang tentu harus kita dukung. Karena ada begitu banyak studi penelitian yang menyebut mobil listrik dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon," kata Muchlas.
Merujuk pada penelitian dari Universitas Redboud, Belanda, Muchlas mengungkapkan, mobil listrik dapat menghasilkan emisi yang lebih rendah, bahkan pada tahun 2050, akan dapat mengurangi emisi karbon global 1,5 giga ton emisi CO2 seluruh negara dunia setiap tahunnya.
Meski demikian, menurut Muchlas, peralihan ke mobil listrik juga berpotensi tidak akan berdampak apa-apa pada pengurangan emisi karbon, apabila tidak dibarengi dengan Bauran energi baru terbarukan.
"Beberapa penelitian menemukan bahwa banyak pembangkit listrik di dunia saat ini masih sangat bergantung pada energi batubara. Jika Pembangkit masih memakai sumber energi fosil, itu sama saja hanya memindahkan emisi dari Hilir ke hulu," tegas dia.
Di samping itu, kata Muchlas, produsen mobil pabrikan Jepang yang menjadi market leader dunia, juga terkesan tidak begitu antusias dalam bersaing mengembangkan mobil listrik. Padahal, pabrik-pabrik mobil lain tengah gencar berlomba merancang mobil yang biasa disebut EV ini.
"Hal ini bisa jadi karena mereka belum percaya bahwa mobil listrik merupakan solusi terbaik untuk membantu mengurangi emisi gas buang. Di samping memang mereka juga belum melihat kebutuhan pasar yang signifikan terhadap mobil listrik," kata Muchlas.