Meski di Tengah Pandemi, Ekonomi Indonesia Berhasil Tumbuh 7,07 Persen

MONITORDAY.COM - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebutkan, ekonomi Indonesia meski di tengah pandemi Covid-19 berhasil tumbuh sebesar 7,07% (YoY) di triwulan II-2021.
Pada sisi supply, lanjut Airlangga, seluruh sektor tumbuh positif dan menunjukkan perbaikan kinerja akibat membaiknya permintaan domestik dan negara mitra dagang.
Salah satu sektor yang menunjukkan perbaikannya yaitu sektor industri pengolahan dan perdagangan. Dalam hal ini, sektor tersebut merupakan kontributor utama perekonomian nasional yang tercatat pertumbuhan signifikan.
Demikian hal itu disampaikan Airlangga dalam acara Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PPKMB) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Tahun 2021 secara daring, Rabu (15/9/2021).
"Pertumbuhan ini juga merupakan pertumbuhan triwulan yang tertinggi sejak krisis sub-prime mortgage. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara peer yang telah merilis angka pertumbuhannya, seperti Vietnam (6,6%), Korea Selatan (5,9%), dan Arab Saudi (1,5%)," kata Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga menyebutkan, berbagai leading indicator hingga awal semester II-2021 terus menunjukkan prospek perbaikan.
Menurut dia, dampak pengetatan pembatasan mobilitas di bulan Juli hingga Agustus 2021 diperkirakan hanya bersifat sementara. Kini aktivitas dan nilai belanja kembali meningkat saat masyarakat mulai berani untuk keluar rumah namun dengan tetap taat pada protokol kesehatan.
Kemudian, dari sisi eksternal terdapat peningkatan investasi dan surplus neraca perdagangan sepanjang Q2-2021.
"Pulihnya permintaan dan meningkatnya harga komoditas global telah membuat neraca perdagangan mengalami surplus selama beberapa bulan berturut-turut dan cadangan devisa relatif tinggi sebesar USD 144,8 miliar," jelas Airlangga.
Selain itu, Airlangga menyampaikan, pemerintah telah menetapkan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 3,7-4,5% (YoY) di tahun 2021 dan sebesar 5,2% (YoY) di tahun 2022.
Adapun pencapaian target ini akan bergantung pada peran serta masyarakat dalam meningkatkan efektivitas pengendalian pandemi. Di sisi lainnya, pemerintah juga terus memperkuat pengendalian pandemi dari sisi hulu hingga hilir untuk memastikan pencegahan dan penanganan yang lebih efektif.
Kemudian penguatan di sisi hulu dilakukan melalui peningkatan akselerasi vaksinasi, peningkatan disiplin protokol kesehatan, peningkatan jumlah testing dan tracing, serta pengendalian mobilitas masyarakat melalui pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Pada bulan September ini pemerintah menargetkan dosis vaksinasi per hari adalah sebesar 2 – 2,3 juta jiwa sehingga akan mendukung target vaksinasi sebanyak 208 juta jiwa di akhir tahun 2021. Patut kita syukuri bersama bahwa melalui penguatan di hulu ini angka positivity rate per 13 September 2021 berhasil turun menjadi 2,14%. Sementara itu, penguatan di sisi hilir akan dilakukan melalui peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan," tutur Airlangga.
Usai terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di akhir Triwulan II-2021 lalu, ujar Airlangga, pemerintah telah melakukan refocusing APBN dengan mendorong peningkatan anggaran Program PEN 2021 menjadi sebesar Rp 744,77 Triliun.
Sedangkan refocusing ini akan mendukung optimalisasi pelaksanaan PPKM melalui peningkatan anggaran untuk berbagai perlindungan sosial, seperti percepatan pencairan Bantuan Sosial Tunai, peningkatan jumlah penerima manfaat dan manfaat Kartu Sembako, melanjutkan Program Diskon Listrik, meningkatkan anggaran Kartu Prakerja dan Bantuan Subsidi Upah, dan program lainnya.