Mesir Bebaskan Jurnalis Al Jazeera

Mesir Bebaskan Jurnalis Al Jazeera
Jurnalis Mahmoud Hussein/ Al Jazeera

MONITORDAY.COM - Jurnalis harus berhadapan dengan berbagai risiko dalam tugasnya. Apalagi bila berkaitan dengan kepentingan nasional sebuah negara. Hal itu terjadi pada seorang jurnalis Al Jazeera hingga Pemerintah Mesir  membebaskan Mahmoud Hussein setelah lebih dari empat tahun ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan formal.

Hussein, seorang warga Mesir yang ditahan di bawah penahanan preventif sejak Desember 2016, dibebaskan dari penjara pada hari Sabtu (6/2/2021) dan disambut dengan penuh keharuan oleh keluarganya. 

Sejak penggulingan Presiden Ikhwanul Muslimin tahun 2013, Mohamed Morsi, pihak berwenang Mesir dan media pro-pemerintah telah menggambarkan jaringan Al-Jazeera sebagai musuh nasional Mesir karena simpatinya terhadap kaum Islamis, terutama kelompok Ikhwanul Muslimin yang dilarang.

Jaringan tersebut, terutama layanan bahasa Arabnya, dan stafnya telah terlibat dalam keretakan politik yang lebih luas antara Kairo dan Doha. Otoritas Mesir telah memblokir situs berita Al-Jazeera sejak 2017, bersama dengan puluhan situs berita lain yang dianggap terlalu kritis terhadap pemerintah.

Pembebasan Hussein dilakukan sebulan setelah Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain mengakhiri perselisihan mereka dengan Qatar, yang dimulai pada 2017 dan termasuk empat negara yang memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi diplomatik mereka dengan Qatar yang kaya energi.

Keempat negara tersebut menuduh Qatar menyesuaikan diri dengan Iran dan mendanai kelompok ekstremis di wilayah tersebut. Doha membantah tuduhan tersebut. Al-Jazeera berada di pusat perselisihan. Keempat negara tersebut menuntut penutupannya di antara langkah-langkah lain, yang ditolak Qatar.

Mesir menempati peringkat di dekat bagian bawah indeks kebebasan pers. Itu ketiga dalam daftar penjara jurnalis teratas dunia, di belakang China dan Turki, menurut sebuah laporan oleh Komite untuk Melindungi Jurnalis yang dirilis awal Desember.

Pihak berwenang dalam beberapa tahun terakhir melancarkan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, memenjarakan ribuan orang, terutama pendukung Morsi, tetapi juga sejumlah aktivis sekuler terkenal.

Dalam sebuah pernyataan, Mostefa Souag, penjabat direktur jenderal jaringan, mengatakan pembebasan Hussein adalah "momen kebenaran dan tonggak inspirasi menuju kebebasan pers". Demikian dilaporkan AL Jazeera. 

“Al Jazeera Media Network menyambut baik berita kebebasan Mahmoud dan percaya bahwa tidak ada jurnalis yang pernah mengalami penderitaan Mahmoud selama empat tahun terakhir hanya karena menjalankan profesinya.