Menyoal Kelanjutan Olimpiade Meski Vaksin Tersedia

MONITORDAY.COM - Rencana penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo musim panas tahun ini harus ditinjau kembali meski adanya distribusi vaksin Covid-19.
"Kami sedang mempertimbangkan langkah-langkah komprehensif untuk menggelar Olimpiade yang aman dan terjamin, bahkan tanpa membuat persyaratan terkait vaksin," Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan pada konferensi pers, seperti dikutip dari kantor berita Kyodo, Rabu.
Di tengah makin masifnya kasus virus corona di Negeri Sakura ini, pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga tetap bersikukuh bahwa Olimpiade dan Paralimpiade, yang ditunda tahun lalu karena pandemi COVID-19, akan diadakan dari akhir Juli hingga awal September, meskipun ada keraguan publik.
Berdasarkan survei Kyodo News yang dilakukan bulan ini mengatakan sekitar 80 persen responden menginginkan Olimpiade harus dijadwal ulang atau dibatalkan.
Pada Selasa, di Kota Tokyo telah tercatat 155 pasien dengan gejala COVID-19 yang serius, melebihi 150 untuk pertama kalinya dan naik 12 dari hari sebelumnya, menurut pemerintah kota setempat, menambah kekhawatiran tentang ketegangan pada sistem medis.
Dilaporkan pada hari yang sama, Kasus virus korona kumulatif Tokyo naik menjadi 87.914, dengan 1.240 kasus baru.
Kasus perminggu sejak awal Januari, tercatat rekor 1.001 kasus serius di seluruh negeri, meningkat sekitar 100 kasus.
Rekor harian tertinggi, sesuai data lebih dari 100 kematian akibat virus corona dilaporkan secara nasional pada Selasa.
Sejak Desember, setidaknya 17 orang yang terinfeksi virus itu diyakini telah meninggal saat dikarantina di hotel atau di rumah setelah gejala mereka tiba-tiba memburuk, menurut penghitungan Kyodo News.