Menteri Teten Prioritas Program 2022 untuk Anak Muda

MONITORDAY.COM - Indonesia mendapatkan bonus demografi. Menurut data Badan Pusat Statistik (2020) generasi Z, kelahiran tahun 1997-2012 telah mencapai 27,94% atau sekitar 74,94 juta jiwa. Sedangkan generasi milenial, kelahiran tahun 1981-1996 mencapai 25,87% atau sekitar 69.38 juta jiwa.
Generasi Z dan Milenial akan berada pada usia produktif. Usia produktif menurut BPS adalah usia lima belas tahun keatas. Artinya, generasi z akan memasuki usia produktif pada tahun 2027. Generasi Z dan Milenial semua berada pada usia produktif, jumlahnya 144,31 juta jiwa atau 53,81%.
Kehadiran usia produktif ini akan menjadi berkah, namun sebaliknya akan menjadi pekerjaan rumah, terutama berkaitan dengan lapangan pekerjaan. Semakin meningkatnya jumlah penduduk usia produktif, disatu sisi jumlah lapangan kerja yang terbatas, dengan demkian memberikan peluang pengangguran terbuka.
Mengoptimalkan peran kemandirian dapat menjadi solusi. Jalan yang dapat ditempuh adalah dengan mambangun usaha mikro, kecil dan menengah. Mendorong terciptanya wirausahawan baru, dapat memberikan peluang tenaga kerja baru pula. Dengan demikian, pengangguran terbuka dapat teratasi.
Melihat besaran bonus demografi yang produktif, mendorong Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki untuk mensuport usaha baru bagi anak muda dan perempuan. Pada tahun 2022 KemenkopUKM memprioritaskan program serapan 70% untuk anak muda dan juga perempuan. Tidak hanya itu, misi ekonomi hijau juga menjadi perhatiannya.
“70 persen dari prioritas program Kemenkop UKM ke depan (2022) akan menyasar langsung pelaku UMKM dan koperasi anak muda, perempuan, dan fokus untuk mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan” Ujar MenkopUKM, Teten Masduki (30/12/21)
Kehadiran wirausahawan baru juga dalam rangka meningkatkan rasio kewirausahaan nasional. Ditargetkan rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,75 persen. Begitu juga ditargetkan adanya transformasi usaha mikro dari informal ke formal pada tahun 2022 agar mencapai target 5,5 juta UMKM.
Dalam perekonomian nasional, peran UMKM sangat signifikan. UMKM memberikan kontribusi positif pada PDB. Kontribusi terhadap PDB Nasional mencapai 63 persen, ini naik 6,2 persen, melebihi target RPJMN di 2024 yang ditargetkan 5,5 persen.
Pandemi Covid 19 sejak awal tahun 2020 memang sangat menekan perekonomian. Bahkan PDB mencapai titik minus pada kuatal I-III tahun 2020. Aktivitas manusia yang terbatas, membuat ekonomi tertekan.
Kemajuan teknologi informasi, internet dan media sosial telah membantu para pelaku usaha. Aktivitas dirumah saja terbantukan dengan perangkat elektronik, melalui transaksi online. Ekosistem digital ini telah memberikan eksistensi bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di tengah hantaman pandemic Covid 19.
Adaptasi pada ekosistem digital bagi pelaku usaha menjadi keharusan. Mengingat transaksi online akan menjadi trens dan perilaku bagi pelanggan. Seiring dengan peningkatan infrastruktur untuk memperkokoh ekosistem digital. Pelaku usaha harus memanfaatkan digitalal untuk kegiatan usaha.
Mengingat masih rendahnya adaptasi pada platform digital. KemenkopUKM mendorong bagi para pelaku usaha untuk masuk dalam ekosistem digital. Dengan berbagai upaya, kementrian menargetkan 30 pelaku UMKM atau sekitar 20 juta telah bergabung dalam ekosistem digital.
“Kita menargetkan di 2022 sedikitnya 30 persen dari total UMKM sudah masuk ke dalam ekosistem digital atau 20 juta UMKM,” Pungkas MenkopUKM
UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Pelaku UMKM telah memberi sumbangan besar yang positif bagi PDB Nasional. Begitu juga memberikan peluang terciptanya lapangan pekerjaan baru. Memperkuat UMKM sama saja memperkuat negara.