Menteri BUMN : Kerjasama Strategis Krakatau Steel - Posco Tekan Impor Bahan Baku Baja

Menteri BUMN : Kerjasama Strategis Krakatau Steel - Posco Tekan Impor Bahan Baku Baja
Penandatanganan Kerjasama Krakatau Steel dengan Posco/ net

MONITORDAY.COM - Menteri BUMN Erick Thohir melalui akun twitternya menyatakan bahwa sesuai arahan Presiden dalam mengurangi impor bahan baku, telah dilakukan penandatanganan MoU kerjasama strategis antara Krakatau Steel dan Posco. Momentum penting tersebut menjadi bagian dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan setelah sebelumnya melawat ke Republik Rakyat Tiongkok dan Jepang. 

Dengan kesepakatan yang ditandatangani pada Rabu (28/7/2022) tersebut PT Krakatau Steel (Persero), Tbk dan Posco akan memperluas kapasitas produksi dan produksi baja otomotif untuk kendaraan listrik pada tahun depan. Investasi yang akan digelontorkan mencapai US$ 3,5 miliar atau Rp 52,5 triliun (kurs Rp 15.000/US$).

Kesepakatan yang bernilai strategis ini akan memperluas investasi hingga menggenjot  produksi baja otomotif di Indonesia. Langkah ini juga akan mempercepat terwujudnya pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. 

Silmy Karim mengapresiasi atas dukungan penuh dari pemerintah khususnya Kementerian Investasi dalam upaya merealisasikan perluasan investasi PT Krakatau Posco ini. Posco telah berinvestasi di Indonesia melalui PT Krakatau Posco, sebuah perusahaan joint venture antara PT KS dengan Posco yang berdiri sejak tahun 2010. PT Krakatau Posco bergerak di sektor industri baja dengan total investasi sebesar USD 3,7 miliar

Korea Selatan adalah mitra strategis sekaligus investor utama bagi Indonesia. Kerjasama ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 7.000 orang. Selain itu, Posco juga menjadi bagian dari konsorsium LG dalam proyek grand package industri baterai listrik terintegrasi dengan total nilai investasi mencapai USD 9,8 miliar.

Korea berada di peringkat 5 investor RI berdasarkan data realisasi investasi Korea Selatan sepanjang periode 2017 sampai dengan semester I 2022. Selama kurun tersebut capaian sebesar USD 9,08 miliar. Nilai tersebut didominasi oleh investasi pada sektor industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain. Disusul oleh investasi di sektor listrik, gas, dan air sebesar USD1,35 miliar ; industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam sebesar USD0,92 miliar.