Menkop UKM: Riset Kampus Penting Bantu Kembangkan UMKM

UMKM tidak memiliki biaya untuk melakukan research and development untuk pengembangan prodak mereka, baik bahan baku hingga penguatan brand image, standar produk dan lain sebagainya. Karena itu penting dukungan universitas, mengingat di dalamnya banyak hasil riset tentang produksi dalam kaitannya dengan UMKM.

Menkop UKM: Riset Kampus Penting Bantu Kembangkan UMKM
Menkop UKM Teten Masduki dalam Webinar Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VX Nusa Tenggara Timur bertajuk “Realisasi Program Pendidikan dan Dunia Usaha”, pada Rabu (9/9/2020).

MONITORDAY.COM - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyampaikan bahwa dunia usaha terutama pelaku UMKM sangat terdampak di masa Pandemi ini. pemerintah pun saat ini tengah mencari solusi yang tepat untuk membantu para pelaku UMKM agar dapat bertahan di masa Pandemi ini.

Menkop mengkategorikan UMKM di masa pandemi ini menjadi tiga, pertama UMKM yang sama sekali tidak bisa menjalankan usaha, dan ini diprioritaskan untuk mendapat bantuan sosial, kedua UMKM yang masih bisa bertahan tapi punya masalah dengan pembiayaan, yang dimasukkan ke program restrukturisasi, termasuk program bantuan presiden, kemudian ketiga UMKM yang masih berkembang bahkan tumbuh dengan beradaptasi memasuki platform digital.

"Karena itu penting kita dampingi UMKM untuk beradaptasi dan merumuskan orientasi bisnis yang baru sesuai dengan perubahan perilaku konsumen yang lebih senang belanja di market online. Ini penting karena saat ini bagaimana UMKM bisa bertahan sehingga mereka bisa mempersiapkan diri suatu usaha ketika ekonomi bangkit bisa tumbuh lebih cepat,” kata Teten.

Hal tersebut dikatakan Menkop dalam Webinar Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VX Nusa Tenggara Timur bertajuk “Realisasi Program Pendidikan dan Dunia Usaha”, pada Rabu (9/9/2020).

Pandemi, menurut Teten telah menunjukkan UMKM yang bisa bertahan dan yang tidak. Karena itu, pihaknya berencana ke depan mendorong agar pelaku usaha agar terus membesar menjadi enterpreneur baru. Karena jumlahnya saat ini baru sekitar dua persen.

“berdasarkan data, jumlah UMKM saat ini ada 64 juta, itu 98 persen itu tergolong ekonomi subsisten. Mereka bukan mau menjadi pengusaha tetapi karena tidak diserap oleh sektor formal maka mereka bikin warung dan jualan,” tuturnya.

Di samping itu, Teten juga menilai bahwa UMKM tidak memiliki biaya untuk melakukan research and development untuk pengembangan prodak mereka, baik bahan baku hingga penguatan brand image, standar produk dan lain sebagainya. Karena itu penting dukungan universitas, mengingat di dalamnya banyak hasil riset tentang produksi dalam kaitannya dengan UMKM.

Senada dengan itu, Rektor Universitas Nusa Cendana Fredrik L Benu menyatakan bahwa kampus mempunyai peran dalam meningkatkan semangat kewirausahaan di Indonesia. Menurutnya, perguruan tinggi sebagai mediator dan fasilitator terdepan dalam membangun anak bangsa mempunyai kewajiban dalam membantuk anak didiknya mampu menciptakan berbagai peluang pekerjaan.

"Salah satunya melalui pola dan cara pembelajaran yang membuat mahasiswa tertarik untuk berwirausaha," katanya.

Realisasi program pendidikan dan dunia usaha mulai diterapkan oleh Universitas Nusa Cendana (Undana). Fredrik mengungkapkan bahwa di kampusnya mempunyai beberapa usaha yang mempunyai peran penting di wilayah tersebut, seperti Klinik Pratama Undana di bidang kesehatan, Badan Pengelola Usaha (BPU) Undana yang membawahi beberapa bidang usaha, Laboratorium Lahan Kering Kepulauan Undana, serta Laboratorium Bioscience Undana.