Meninjau Tujuan Gojek dan Tokopedia Merger dan Melantai di Bursa

MONITORDAY.COM - Salah satu kepastian yang ditunggu pasar adalah merger dan IPO Gojek-Tokopedia. Dua perusahaan rintisan yang telah membuktikan eksistensinya dalam perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia. Di saat kelahirannya, siapa sangka 'tukang ojek' dan 'lapak kaki lima' daring ini mampu menjadi pemain terdepan dalam melayani transaksi kebutuhan transportasi dan jual-beli melalui platform digital.
Kini mereka dikabarkan akan segera bergabung dan melantai di bursa. Gojek, dikabarkan juga akan melakukan penawaran umum perdana saham di tahun ini. Dana yang dihimpun, Bloomberg memperkirakan valuasi perusahaan Gojek setelah merger dengan Tokopedia akan menghasilkan nilai kapitalisasi pasar senilai US$ 35 miliar sampai dengan US$ 40 miliar atau kisaran Rp 490 triliun - Rp 560 triliun dengan kurs Rp 14.000 per US$.
Jika target dana yang dihimpun dalam IPO sebesar 10% saja dari valuasi keduanya, nilainya mencapai Rp 49 triliun sampai dengan Rp 56 triliun.
Bagi yang sudah sering melirik isi dari pasar saham tentu tidak asing dengan istilah IPO ini. IPO adalah singkatan dari istilah Bahasa Inggris, yaitu Initial Public Offering. Maksudnya, IPO merupakan kondisi yang mana perusahaan akan menjual sebagian sahamnya kepada publik atau masyarakat umum.
Tujuan IPO adalah untuk mendapatkan dana tambahan guna melancarkan operasional perusahaan maupun untuk mempercepat kegiatan ekspansinya. Dalam Bahasa Indonesia, IPO sering disebut dengan Penawaran Saham Perdana. Dalam kata lain, IPO juga dapat didefinisikan sebagai nilai saham suatu perusahaan saat pertama kali dilepas di publik.
Melalui acuan IPO tersebut, masyarakat umum atau investor dapat menawar, membeli, ataupun menjual saham sebuah perusahaan. Jadi, dengan adanya IPO ini, saham perusahaan bukan lagi milik individu atau perorangan. Melainkan, sudah dapat dimiliki oleh publik atau dalam istilahnya sudah Go Public.
Seperti yang sempat dibahas sebelumnya, perusahaan dengan status IPO sudah melepaskan sahamnya ke masyarakat umum atau Go Public. Saat sudah Go Public, siapa saja dapat melakukan transaksi jual beli atas saham suatu perusahaan yang diminati. Jadi, saham perusahaan sudah bukan lagi dimiliki oleh perseorangan.
Sebelum memutuskan untuk Go Public, tentu perusahaan memiliki beragam alasan dan pertimbangan yang matang. Pasalnya, melepas saham ke publik berarti bahwa sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut akan menjadi milik dari publik, dalam hal ini adalah para investor yang membeli saham perusahaan. Lantas, hal apa saja yang melatarbelakangi perusahaan untuk Go Public?
Yang pertama dan utama tentu perusahaan sedang membutuhkan tambahan dana atau modal untuk kepentingan operasionalnya, tanpa harus meminjam dari bank. Bisa jadi modal yang didapatkan dari penjualan saham tersebut dapat digunakan untuk menekan jumlah utang atau beban pinjaman yang dimiliki.
Tambahan modal juga dapat berarti bahwa suatu perusahaan berencana untuk melakukan ekspansi sehingga dapat meningkatkan jangkauan konsumen maupun produksinya. Tidak hanya itu, dengan melepas saham di bursa efek, popularitas perusahaan tersebut juga akan turut meningkat di kalangan masyarakat, terutama para investor. Cara ini juga dapat meningkatkan likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan.
Alasan lainnya adalah agar nilai yang dimiliki oleh perusahaan dapat meningkat. Saat melakukan Go Public, nilai perusahaan akan lebih berpeluang untuk meroket di masa yang akan datang. Hal ini bisa terjadi jika perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya secara optimal sehingga nilai saham yang dimiliki oleh para investornya juga akan ikut bertambah.
Yang terakhir, alasan perusahaan melepas sahamnya ke publik adalah agar bisa mendapatkan potensi untuk tumbuh dengan lebih pesat lagi. Sebenarnya, perusahaan mampu memanfaatkan dana internal guna melakukan ekspansi bisnis. Namun, biasanya, prosesnya akan memakan waktu yang lebih lama dan hasilnya juga amat terbatas.
Nah, saat mendapatkan suntikan dana dari para investor, kegiatan ekspansi dapat segera dilakukan dan hasilnya pun akan menjadi lebih maksimal. Peluang perusahaan untuk bisa berkembang dengan lebih pesat juga akan semakin membesar. Jadi, nilai saham yang dimiliki investor turut meningkat juga dan semua pihak yang bersangkutan akan diuntungkan.