Menginap di Rumah Guru Honorer, Nadiem Makarim Berbincang Soal Ini

MONITORDAY.COM - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim saat kunjungan kerjanya ke Nusa Tenggara Barat, menyempatakan untuk menginap di rumah seorang guru honorer peserta Seleksi ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Rumah tersebut milik Sukardi Malik, seorang pendidik yang telah mengabdi selama 25 tahun sebagai guru honorer di SMP Negeri 1 Praya Timur, Lombok Tengah.
Saat berbincang santai, Sukardi menceritakan suka duka menjadi guru honorer. la bercerita dirinya perlu memiliki berbagai pekerjaan sampingan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup, sambil terus mengajar.
Beragam pekerjaan sudah dijajal Sukardi, seperti pembuat anyaman bambu, tukang, hingga ojek. Namun, baginya menjadi seorang guru merupakan panggilan jiwa yang ditekuninya.
"Saya pernah bekerja di Kalimantan, jadi mandor di kebun, penghasilannya banyak, tapi batin saya kurang sreg. Rasanya kurang berkah. Beda saat menjadi guru," ungkapnya, dalam siaran pers, Jumat (8/10/2021).
Menteri Nadiem dalam kesempatan itu sempat bertanya mengenai tes Seleksi ASN PPPK yang telah dilaluinya beberapa waktu lalu.
Sukardi mengaku bisa mengerjakan soal-soal dan melaporkan bahwa nilainya memenuhi ambang batas (passing grade) yang ditetapkan Panitia Seleksi Nasional (Panselnas).
Sukardi mengakui bahwa kebijakan Seleksi ASN PPPK telah memberikan kesempatan bagi seluruh sejawat guru honorer dari berbagai kategori. Namun, ia meminta agar ada kebijakan khusus bagi guru-guru peserta seleksi yang sudah berusia lanjut.
"Kami bersyukur ada kebijakan pengangkatan seperti ini. Begitu juga dengan program yang lain, kalau dulu hanya bisa diikuti oleh yang PNS, sekarang guru honorer juga bisa. Tapi, kalau bisa tolong ada kebijakan khusus buat guru-guru yang usianya tidak muda," ujarnya.
Sementara itu, Nadiem menyebut bahwa pemerintah mendengarkan masukan dari berbagai pihak dan terus memperjuangkan yang terbaik.
Ia meminta agar guru-guru honorer yang mengikuti Seleksi ASN PPPK tetap tenang dan tidak terhasut informasi-informasi tidak jelas.
"Sebentar lagi kami akan umumkan kebijakan afirmasi tambahan bagi guru-guru yang sudah senior dan memang layak," ujarnya.
Nadiem mengklaim pemerintah serius memikirkan kesejahteraan para guru honorer. Tahun ini pertama kalinya pemerintah membuka kesempatan bagi guru honorer untuk mengikuti seleksi ASN PPPK dalam jumlah yang besar, yaitu sampai 500 ribu formasi.
Sosok guru-guru honorer seperti Sukardi Malik yang dinilainya inspiratif, layak diberikan kesejahteraan selayaknya pendidik Pegawai Negeri Sipil.
"Inilah kenapa kita perjuangkan 500 ribu formasi (ASN Guru PPPK) tahun ini. Sebuah rekor baru untuk Indonesia," kata Nadiem.