Atasi Kekosongan saat #DiRumahAja Sambil Melestarikan Permainan Tradisional

Permainan tradisional menjadi saat yang tepat untuk dimainkan dalam mengisi kekosongan di rumah akibat pandemi Covid-19. Menjadi upaya pelestarian dan juga banyak nilai-nilai luhur yang dapat diambil untuk membangun karakter anak.

Atasi Kekosongan saat #DiRumahAja Sambil Melestarikan Permainan Tradisional
Permainan tradisional yang lahir dari rakyat/(takaitu.id)

MONITORDAY.COM - Tahukan kalian bahwa bumi Indonesia yang kita cintai ini sangatlah kaya? Sebagai anak bangsa kita patut berbangga diri dan bersyukur. Kekayaan yang kita miliki dipenuhi dengan perbedaan dan keberagaman, namun tetap rukun dan saling hormat satu sama lain, sehingga kekayaan itu tetap bertahan hingga saat ini.

Salah satu kekayaan yang dimiliki bangsa ini yaitu permainan tradisonalnya yang unik. Memiliki jenis yang beraneka ragam dan sudah ada sejak zaman dahulu, berkembang dan populer bagi rakyat Indonesia sebelum pesatnya perkembangan teknologi dan informasi saat ini.

Terkikisnya minat anak saat ini terhadap permainan tradisional tidak lain tidak bukan akibat dari meningkatnya penggunaan game online ataupun aplikasi dan media sosial pada gadget anak yang tidak bisa kita hindari. Peran orang tua atau keluarga amat penting untuk memberikan edukasi dan pembimbingan sehingga anak tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif akibat kemajuan ini.

Tetapi tidak perlu khawatir, kita akan mencoba bernostalgia dengan beberapa permainan tradisional tersebut untuk alternatif kita mengisi kekosongan di tengah kebijakan social distancing pandemi Covid-19 sehingga anak tidak bosan dan dapat mengambil nilai-nilai luhur di dalam permainan tersebut.

1.​​​​​ Petak Umpet
Cara bermain:
• Permainan dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang akan bermain duluan.
• Pemain yang kalah, bertugas untuk menjaga dan yang menang mendapat giliran bersembunyi.
• Pemain yang bertugas jaga, menutup matanya, sedangkan pemain yang lain bersembunyi.
• Pemain yang bertugas jaga akan mencari pemain yang bersembunyi.
• Pemain baru akan berganti posisi ketika salah seorang pemain yang bersembunyi ditemukan oleh pemain yang bertugas jaga atau dinyatakan kalah.

Nilai luhur yang terkandung:
1. Semangat kebersamaan dan meningkatkan kekompakan
2. Melatih sportivitas
3. Melatih keberanian

2. Bola Bekel
Cara bermain:
• Untuk menentukan siapa yang akan bermain terlebih dahulu, dilakukan hompimpa.
• Pemain menggenggam semua biji bekel dan bola dalam satu genggaman tangan.
• Bola dilambungkan ke atas dalam satu kali pantulan. Pada posisi tersebut, biji bekel diolah sedemikian rupa. Dalam posisi tersebut itu pula, bola atau tangan tidak boleh menyentuh biji bekel yang lain.
• Tangan juga tidak boleh menyentuh anggota tubuh yang lain dalam upaya biji bekel yang ada dalam genggaman tidak jatuh.
• Bila ada yang terjatuh, pemain akan kehilangan giliran dan digantikan oleh pemain lainnya.

Nilai luhur yang terkandung:
1. Melatih ketangkasan dan kecepatan tangan
2. Ketelitian/kecermatan dan kehati-hatian
3. Sportivitas
4. Kesabaran

3. Gundu/Kelereng
Cara bermain:
• Buat lubang di tanah dengan ukuran yang tidak terlalu besar, biasanya berdiameter 5 cm dengan kedalaman 1,5 cm untuk meletakkan gundu/kelereng.
• Buatlah garis lempar sejauh 7 meter.
• Secara bergantian para pemain melemparkan gundu/kelereng/gaco yang dipakai untuk menyentil gundu di dalam lubang.
• Pemain yang paling banyak mengeluarkan gundu dari lubang akan keluar sebagai pemenang.

Nilai luhur yang terkandung:
1. Semangat kebersamaan
2. Sportivitas
3. Kejelian dan kehati-hatian
4. Belajar mengatur strategi untuk memenangkan permainan

4. Lompat Tali
Cara bermain:
• Permainan dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang bermain dan siapa yang memegang tali.
• Tim yang memegang tali merentangkan tali karet dengan ketinggian mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, secara bertahap. Biasanya melompat dimulai dari tali di bawah pinggang.
• Pemain tidak boleh menyentuh tali.
• Pemain yang mampu melompat paling tinggi akan keluar sebagai pemenang.
• Pemain yang kalah akan bertugas memegang tali.
• Sementara permainan tali yang diayunkan, pemain melompat ketika kedua ujung tali yang dipegang di setiap ujungnya diayunkan oleh dua orang pemain.
• Pemain yang sedang mendapat giliran melompat, tidak boleh mengenai kaki atau badannya.

Nilai luhur yang terkandung:
1. Kekompakan dan semangat kebersamaan
2. Kejujuran
3. Ketekunan dan ketelitian
4. Kehati-hatian

5. Ulat Naga Panjang
Cara bermain:
• Dua orang pemain bertugas sebagai penjaga dan sisanya membentuk ular. Kedua tangan diletakkan di pundak pemain di depannya.
• Dua orang yang bertugas sebagai penjaga berdiri berhadap-hadapan dan saling berpegangan tangan lalu diangkat ke atas.
• Semua pemain yang membentuk ular melewati dua orang yang bertugas jaga.
• Permainan dilakukan diiringi nyanyian. Semua peserta dan penjaga bernyanyi bersama. Pada lirik terakhir, seorang pemain akan dijepit oleh penjaga dan keluar dari barisan ular.
• Pemain kedua yang terkena jepit ular akan menjadi ketua kelompok kedua dan pemain yang pertama terkena jepit ular akan menjadi ketua kelompok pertama.
• Untuk peserta ketiga dan seterusnya akan diberikan pilihan untuk mengikuti kelompok yang mana, biasanya diberi nama kelompok yang akan dipilih, bulan atau bumi.
• Setelah semua pemain tertangkap, permainan perebutan anggota antarkelompok dimulai.
• Kelompok yang duluan anggotanya habis adalah kelompok yang kalah.

Nilai luhur yang terkandung:
1. Solidaritas dan kekompakan serta semangat kebersamaan
2. Kekompakan
3. Sportivitas
4. Disiplin
5. Belajar mengatur strategi untuk memenangkan permainan