MDMC : Media Perlu Bangun Narasi Positip Terkait Penanganan Bencana

MONITORDAY.COM - Bencana alam yang banyak terjadi di awal 2021 menggugah keterlibatan banyak pihak. Gempa di Sulbar, longsor di Sumedang, dan banjir di Kalimantan Selatan terjadi dalam waktu yang relatif bersamaan. Pemerintah terutama BNPB dan BPBD, organisasi relawan, TNI-POLRI dan berbagai elemen masyarakat dikabarkan telah turun ke lokasi-lokasi bencana.
Organisasi relawan harus bekerja ekstra di tengah pandemi. Relawan yang dikirim ke lokasi bencana harus dipastikan benar dalam kondisi prima dan tidak terpapar Covid-19. Pemerintah diharapkan dapat menyediakan tes usap bagi para relawan setidaknya tes usap antigen.
Perhatian, kepedulian, dan dukungan masyarakat dapat dioptimalkan dengan peran media dalam menyampaikan informasi seputar bencana. Informasi yang tepat sekaligus membawa narasi positip diharapkan dapat membantu kerja para relawan di lapangan. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan pada Monitorday Selasa (18/1/2021).
“Media kami harapkan tidak eksploitatif dalam pemberitaan. Informasi yang disampaikan hendaknya mampu membangun optimisme, warga tidak menderita lagi dan mampu bangkit,” kata Budi.
Menurutnya, banyak relawan lokal dan relawan dari beberapa daerah di sekitar lokasi bencana yang sedianya akan berangkat ke lokasi bencana mengurungkan niatnya karena pemberitaan simpang siur terkait potensi bencana susulan yang lebih besar. Hal ini tentu sangat merugikan bagi upaya penanganan bencana yang membutuhkan bantuan tenaga para relawan.
Lebih lanjut Budi menegaskan bahwa MDMC mengirimkan tenaga relawan sesuai dengan kebutuhan yang telah dipetakan berdasarkan pengalaman dan data yang diterima. Misalnya kebutuhan tenaga medis dikirimkan ke Sulbar mengingat kurangnya dokter spesialis bedah. Sementara ke lokasi longsor di Cihanjuang tenaga evakuasi lebih diperlukan mengingat mayoritas korban hilang atau tewas. Mereka yang terdampak dan berada di pengungsian memerlukan bantuan dalam bentuk logistik.
Budi juga mengharapkan bila media melakukan penggalangan dana bagi korban bencana tetap bekerjasama dengan organisasi relawan. Dengan demikian ada sinergi dan bentuk bantuan pun dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Tak dapat dipungkiri bahawa media terutama stasiun televisi memiliki penterasi yang tinggi dan mampu menggalang dana bantuan dalam jumlah yang relatif besar. Dalam distribusi bantuan akan lebih baik bekerjasama dengan organisasi relawan.