Masyarakat Indonesia Lewat 'Amerika Bersatu' Serukan Persatuan di Tengah Protes Anti-Rasialisme

Saya mengimbau seluruh WNI untuk berhati-hati, jangan sampai terpancing suasana yang panas, serta tetap menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.

Masyarakat Indonesia Lewat 'Amerika Bersatu' Serukan Persatuan di Tengah Protes Anti-Rasialisme
Organisasi Amerika Bersatu/ Dok. Antara

MONITORDAY. COM - Masyarakat Indonesia di bawah oleh organisasi Amerika Bersatu menyeru semua warga negara Indonesia (WNI) yang sedang di Amerika Serikat (AS) untuk menjaga persatuan dan semangat antirasisme, dengan belajar dari momentum 'Black Lives Matter'.

"Saya mengimbau seluruh WNI untuk berhati-hati, jangan sampai terpancing suasana yang panas, serta tetap menjaga persatuan dan kesatuan NKRI," kata Ketua Umum Amerika Bersatu, Ronny Rusli dalam keterangannya, Jumat (05/06/2020). 

Diketahui, Gerakan 'Black Lives Matter' merupakan aksi protes massa di AS untuk menuntut keadilan bagi warga kulit hitam, yang belakangan kembali muncul setelah terjadi pembunuhan dalam penangkapan George Floyd, seorang pria kulit hitam, oleh polisi di Minneapolis pada 25 Mei.

Selain itu, Amerika Bersatu juga meminta WNI agar berhati-hati dalam memakai nama Indonesia untuk menanggapi gerakan serta kejadian di negara asing tersebut, serta tetap mengikuti imbauan resmi dari perwakilan RI demi keselamatan dan kesehatan, terlebih pada masa wabah Covid-19 saat ini.

Sementara itu, tokoh masyarakat Indonesia di Philadelphia, Melkysedek Tirtasaputra, yang mempunyai menantu seorang warga kulit hitam, mengutuk aksi rasisme juga pihak-pihak yang memanfaatkannya untuk kepentingan lain dan mengabaikan upaya penyelesaian kasus itu sendiri.

"Sebagai manusia, sangat jelas kami mengecam segala tindakan rasisme di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia. Namun, jangan jatuh pada narasi 'kalau tidak ikut demonstrasi, maka tidak menghargai HAM', karena 'Black Lives Matter' mempunyai sejarah yang berbeda," ucap Melkysedek.

Kemudian, aksi demonstrasi besar-besaran di seluruh wilayah AS itu memunculkan perhatian pada isu lain, yakni kemungkinan pertambahan angka kasus Covid-19 akibat penularan dalam kerumunan massa.

Berdasarkan dari total 6,7 juta kasus Covid-19 dalam hitungan global, AS menempati negara pertama dengan kasus terbanyak, yakni hampir menyentuh angka dua juta kasus positif serta lebih dari 110 ribu kasus kematian.

"Karena itu, mari kita sama-sama mengimbau masyarakat kita untuk tetap tinggal di rumah demi kesehatan," kata dr. Alvinsyah Pramono, ketua tim Satgas Covid-19 Permias.