Manfaat Rokok Menurut Para Ahli

Menurut para ahli ternyata rokok punya manfaat

Manfaat Rokok Menurut Para Ahli
Sisi Lain Rokok

Tulisan ini bukan bermaksud untuk mengkampanyekan bahwa rokok itu sehat. Karena tanpa dikampanyekan pun orang tua nggak bisa mengontrol anaknya merokok dan pabrik rokok juga sampai hari ini nggak ditutup. Jadi ini hanya sekedar memberikan informasi bahwa rokok ada manfaatnya juga lho..

Teknik penyembuhan THT

Seorang ahli THT dari Amerika Serikat mengatakan, bahwa Dia pernah menyarankan pada mantan perokok yang terserang batuk, untuk menghisap dua batang rokok sehari, dan hal itu menyembuhkan mereka.

Perokok nggak mudah pikun

Dr. James Le Fanu di Amerika Serikat menulis: “Perokok mempunyai resiko 50% lebih sedikit terkena penyakit alzheimer (pikun), dan banyak perokok yang mempunyai perlindungan lebih banyak dari penyakit ini.” Sementara itu, The New England Journal of Medicine tahun 1985 menulis, para perokok yang terkena kanker endometrik kandungan, 50% lebih sedikit dari pada nonperokok.

Tidak mudah terkena kangker usus

Menurut artikel di Journal of The American Medical Association, penyakit kanker usus dan ulcerative, 30 %-50% lebih besar berpotensi menyerang nonperokok dari pada orang yang merokok.

5 kali lebih kecil menderita osteoarthritis

The American Government’s Health and Nutrition Examination Survey, menemukan kemungkinan osteoarthritis menyerang perokok berat 5 kali lebih kecil daripada nonperokok. Osteoarthritis sendiri adalah salah satu jenis arthritis yang paling umum terjadi. Kondisi ini menyebabkan sendi-sendi terasa sakit dan kaku. Pembengkakan juga dapat terjadi pada sendi-sendi tersebut. Sendi yang paling sering mengalami kerusakan pada kondisi ini meliputi tangan, lutut, pinggul, dan tulang punggung.

Menolong dari serangan parkinson

Menurut Prof. Petrus Budi Santoso, rokok bisa menolong manusia dari terkaman parkinson (sindrom yang membuat organ tubuh bergetar liar dan susah di kontrol). Sebab, dalam rokok terdapat nikotin yang dapat menghambat berkurangnya sel-sel di otak, yang mengakibatkan gangguan pada saraf. Ahli penyakit saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu mengaku pernah meneliti dampak nikotin terhadap parkinson pada tahun 1987. Ia meneliti 100 pria perokok dan 100 pria tak merokok, yang semuanya penderita parkinson. Mereka rata-rata berusia di atas 50 tahun. “Ternyata mereka yang perokok tidak cepat parah penyakitnya,” katanya.

(sumber:kompasiana.com/carlorossano)