Hitam Putih Sudut Kota Semarang
Lawang Sewu merupakan salah satu ikon wisata kota Semarang

LAKEYBANGET.COM – Semarang, merupakan Ibukota dari Jawa Tengah yang memiliki banyak objek wisata dan kuliner. Lakban kebetulan berada disemarang dan ingin merangkum tempat wisata yang ada di Semarang. Dari pantauan Lakban banyak wisatawan yang berkunjung ke Semarang tidak pernah melewatkan tempat-tempat wisata berikut ini, Lakban ingin menampilkan warna lain kota Semarang dengan ke Klasikannya, dengan menampilkan beberapa objek wisata dengan hitam putih.
Simpang Lima
Simpang Lima merupakan pusat alun-alun kota Semarang. Simpang lima juga disebut sebagai lapangan Pancasila. Simpang lima merupakan pertemuan dari lima jalan yang menyatu, yaitu Jl. Pahlawan, Jl. Pandanaran, Jl. Ahmad Yani, Jl. Gajah Mada dan Jl A Dahlan. Simpang lima merupakan ruang terbuka yang biasa digunakan oleh masyarakat Semarang untuk beraktivitas biasanya pada hari Minggu di padati oleh pengunjung yang ingin berolahraga, jalan-jalan, dan aktivitas lainnya. Apalagi disaat menjelang pergantian tahun nanti, Simpang Lima Semarang menjadi pusat perayaan pergantian tahun. Biasanya di Simpang Lima Semarang ini diadakan pesta kembang api dan konser musik
Lawang Sewu
Lawang Sewu yang artinya pintu seribu dahulu yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak, meskipun kenyataannya, jumlah pintunya tidak mencapai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang). Lawang Sewu merupakan salah satu ikon kota semarang.
Tugu Muda
Tugu Muda adalah sebuah monumen yang dibuat untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang. Tugu Muda ini menggambarkan tentang semangat berjuang dan patriotisme warga semarang, khususnya para pemuda yang gigih, rela berkorban dengan semangat yang tinggi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Tugu Muda terletak di depan gedung lawang sewu. Jadi jika kalian berkunjung ke lawang sewu, kalian juga bisa ke tugu muda hanya dengan menyebrang jalan.
Kota Lama
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31 hektare. Dilihat dari kondisi geografi, nampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga nampak seperti kota tersendiri, sehingga mendapat julukan "Little Netherland". Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang.
Gereja Blenduk
Gereja Blenduk adalah Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di kota itu pada 1753, dengan bentuk heksagonal (persegi delapan). Gereja ini sesungguhnya bernama Gereja GPIB Immanuel, di Jl. Letjend. Suprapto 32. Kubahnya besar, dilapisi perunggu, dan di dalamnya terdapat sebuah orgel Barok. Nama Blenduk adalah julukan dari masyarakat setempat yang berarti kubah. Gereja ini hingga sekarang masih dipergunakan setiap hari Minggu. Di sekitar gereja ini juga terdapat sejumlah bangunan lain dari masa kolonial Belanda. Gereja ini merupakan objek wisata dan juga Ikon dari kota lama semarang.
Sam Poo Kong
Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an. Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu, orang Indonesia keturunan cina menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng - mengingat bentuknya memiliki arsitektur bangunan cina sehingga mirip sebuah kelenteng. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah.
Masjid Agung
Masjid Agung Jawa Tengah dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Masjid Agung Jawa Tengah ini, selain disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius. Untuk menunjang tujuan tersebut, Masjid Agung ini dilengkapi dengan wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas, sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas.