Lomba Karya Tulis & Lomba Penelitian Sejalan dengan Penguatan Pendidikan Karakter

Ajang LPSN sendiri sejalan dengan pendidikan karakter yang sudah masuk dalam Perpres Nomor 87 tahun 2017.

Lomba Karya Tulis & Lomba Penelitian Sejalan dengan Penguatan Pendidikan Karakter
Pameran Karya LPSN SMP 2017 (ditpsmp)

MONDAYREVIEW.COM - Event Lomba Karya Tulis Siswa SMP (LKTS SMP) dihelat di hotel Bidakara Jakarta pada 8-11 Oktober 2017. Ajang ini merupakan buah kerjasama dari Kemendikbud Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMP dengan Dharma Wanita Persatuan. LKTS sendiri dinilai sejalan dengan semangat Nawa Cita yang terus digaungkan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Dimana salah satu prinsip Nawa Cita yakni pada pembangunan karakter.

“Lomba Karya Tulis Siswa sejalan dengan program Presiden Nawa Cita terkait pendidikan karakter yang sudah masuk dalam Perpres Nomor 87 tahun 2017,” kata Kasi Bakat Prestasi Retno Juni kala memberikan sambutan mewakili Direktorat Pembinaan SMP pada pembukaan acara LKTS SMP di hotel Bidakara Jakarta, Ahad (8/10).

Pada penyelenggaraannya di Jakarta, 9-13 Oktober 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya merupakan kali kedua belas event lomba penelitian tingkat nasional dihelat. Lomba Penelitian Siswa Nasional SMP tingkat nasional tahun 2017 memperlombakan 102 naskah dengan peserta yang tersebar dari 32 provinsi di Indonesia.

Event LPSN SMP tingkat nasional tahun 2017 sendiri menyediakan 3 medali emas, 5 medali perak, dan 7 medali perunggu untuk masing-masing bidangnya. Terdapat 3 bidang lomba yakni Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan; Ilmu Pengetahuan Sosial, Kemanusiaan, dan Seni; Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa.

Ajang LPSN sendiri sejalan dengan pendidikan karakter yang sudah masuk dalam Perpres Nomor 87 tahun 2017. Seperti diketahui pada 6 September 2017, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam Perpres ini disebutkan Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

“Pendidikan karakter sudah ada peraturan pemerintah yang terbaru. Setiap mata pelajaran harus dikaitkan dengan pembentukan karakter. Sebab pendidikan karakter telah dibangun oleh Bung Karno, Presiden RI yang pertama – nation and character building,” jelas juri bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kemanusiaan, dan Seni Soegeng Santoso seperti dilansir situs ditpsmp.

“Karakter paling penting untuk membuat pribadi anak manusia yang beradab dan cerdas. Beradab banyak sekali ya budi pekerti, gotong royong, toleransi untuk bhinneka tunggal ika, itu sudah termasuk dalam karakter,” tutupnya.