Lewat Film, Lola Amaria Ingin Pulihkan Citra Pesantren

MONITORDAY.COM - Seperti halnya musik, bagi Lola Amaria, film itu indah. Keindahan film bukan hanya dari unsur sinematografinya saja, lebih dari itu ada value yang dapat dipancarkan dari sebidang layar. Sebagai seorang produser Lola dikenal dengan film-film festival yang lebih mengangkat local content yang unik, tapi penting untuk dielaborasi.
Terbaru, Lola Amaria memproduksi film dokumenter berjudul 'Pesantren (A Boarding School)' yang menyelipkan isu kekerasan seksual yang terjadi di dunia pendidikan khususnya di lingkungan pesantren.
Film garapan sutradara Shalahuddin Siregar itu awalnya disiapkan untuk mengikuti 'Kazan International Muslim Film Festival' sebuah festival film yang diselenggarakan atas kerjasama Duta Besar RI dan Federasi Rusia.
Film dokumenter 'Pesantren' diangkat dari pengalaman Lola dan sang Sutradara saat mengunjungi beberapa pesantren di Jawa Barat. Lola mengaku takjub dengan kehidupan para santri di sana.
Proses belajar mengajar di Pesantren bersama para Kyai dan 'Nyai' (sebutan pemimpin pondok perempuan) menurut Lola, memiliki suatu relasi yang menarik untuk diangkat ke layar lebar.
"Udin sutradaranya mempunyai insight positif soal kehidupan pesantren. Film ini isinya positif, ternyata para santri di sana selain memgaji dengan suara yang indah juga diajarkan kesenian seperti musik, dan menyayangi binatang," ujar Lola saat mengunjungi studio Monday TV.
Mengawali karier di dunia modeling, hati Lola kemudian tertambat pada dunia film, dengan sisik melik sinematografi. Menurut Lola, berbicara tentang film bukan hanya tentang uang yang dihasilkan, tapi juga value di luar nominal uang.
Banyak fakta menarik yang diungkapkan dari film barunya tersebut. Melalui film 'Pesantren' Lola ingin memberi gambaran bahwa pendidikan di lingkungan pesantren juga memiliki banyak keunggulan. Ada pelajaran soal musik, dan nilai-nilai universal yang dijunjung.
Beberapa waktu lalu, ramai diberitakan para pengasuh pondok pesantren terlibat kasus kekerasan seksual. Hal itu juga tak lepas dari perhatian Lola.
"Ini bukan kebetulan, dokumenter pesantren ini dibuat berdasarkan pengalaman itu juga, ada beberapa scene yang menggambarkan hubungan film Pesantren dan kekerasan seksual," ungkap Lola.
Relasi yang timpang antara santri dan pengasuh pondok sering dimanfaatkan 'oknum' pengurus untuk melakukan tindakan kekerasan seksual. Lola tidak mau dari satu - dua kasus di sebuah pesantren, citra pesantren secara keseluruhan menjadi buruk.
"Akibatnya, banyak orangtua jadi khawatir menitipkan anak-anaknya di pondok," keluh Lola.
Film 'Pesantren (A Boarding School), memakan waktu riset yang cukup lama dengan latar kehidupan di Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy di Cirebon. Pondok ini, kata Lola, sangat unik karena dipimpin oleh seorang ulama perempuan, yakni Masriyah Amva. Mematahkan budaya patriarki di lingkungan pesantren.
Tidak seperti biasanya, melalui media film Lola Amaria akan melakukan syiar dengan mengadakan roadshow atau Safari Ramadan di pesantren-pesantren, sebab selain diputar di bioskop kota-kota besar, film 'Pesantren' akan disiarkan di titik-titik pesantren di Pulau Jawa.