Lalu yang Cepat Melaju
Sujud syukurnya di lintasan atletik dunia membakar semangat seluruh bangsa

LAKBAN- Namanya masih asing bagi khalayak di tanah air. Meski begitu, perjuangan panjangnya membuahkan nama harum bagi Indonesia. Namanya Lalu Muhammad Zohri. Sujud syukur di lintasan yang mengantarkannya menjadi juara dunia yunior menandai kemenangannya. Nama yang khas, Lalu adalah gelar penghormatan di Lombok.
Namanya segera masuk dalam trending topic. Netizen tanah air penasaran dengan sosok atlet ini. Biografinya dicari. Kisah hidupnya dinanti. Rasa bangga rakyat Indonesia meluap bersama prestasi gemilang yang diraihnya. Siapakah dia?
Kisah hidupnya sungguh menyentuh. Zohri sudah ditinggal orang tuanya saat masih belia. Ibunya meninggal saat Zohri masih duduk di bangku SD dan ayahnya menyusul setahun kemudian. Yatim piatu ini pun terbentuk menjadi pribadi yang mandiri.
Zohri lahir di Nusa Tenggara Barat (NTB). Masa kecilnya dihabiskan di Lombok Utara. Dia mengenyam pendidikan di SD Negeri 2 Pemenang Barat, lalu melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Pemenang. Saat SMP, bakat lari Zohri sudah mulai menonjol.
Zohri kemudian diajak untuk mengikuti beberapa kejuaraan dan berhasil merebut prestasi membanggakan. Bukan kali ini saja sebenarnya, Zohri membuat kejutan. Di pentas nasional, namanya mulai dikenal saat mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) U-18 dan U-20 di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta, April 2017. Namun dengan catatan waktu yang melesat di atas catatan waktu sebelumnya saat ia menjuarai di tingkat Asia, Zohri benar-benar membuktikan semangat dan kerja keras yang membuahkan hasil luar biasa.
Ia berhasil membuat kejutan dengan menjadi juara dunia lari 100 meter di Kejuaraan Dunia Atletik U-20. Dalam final di Tampere, Finlandia, pada tanggal 11/7/2018, ia melesat di lintasan 8. Dalam tayangan video yang viral, nampak presenter liputan televisi yang menyiarkan event tersebut tidak memberi komentar berarti bagi Zohri. Ia kurang diperhitungkan. Ternyata pemuda 18 tahun itu mencatatkan waktu 10,18 detik. Tangan dingin pelatihnya berperan besar dalam pencapaiannya ini.
Namun sang pelatih dengan rendah hati menyatakan bahwa ia tidak menemui kesulitan berarti dalam memoles Lalu. Sebab, Lalu memiliki otot yang sesuai untuk menjadi atlet atletik lari jarak pendek. Bakat alam dan fisiknya. Jadi, dia memiliki gen otot cepat. Tinggal melatih sedikit jadi. Begitu kesaksian Sang Pelatih.
Dia mengalahkan dua pelari Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison, yang sama-sama mencatat waktu 10,22 detik. Tentu saja prestasi Zohri akan menjadi modal yang bagus dan menambah kepercayaan dirinya untuk berlaga di Asian Games 2018.