Laba BUMN Kefarmasian Capai Rp 7,1 Triliun. DPR Beri Masukan Penting

MONITORDAY.COM - Kinerja perseroan BUMN kefarmasian mendapat masukan dari kalangan DPR saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI dengan BUMN Holding Farmasi. Dari holding BUMN itu hadir direktur utama (dirut) PT Bio Farma (Persero), dirut Indofarma Tbk, dan direksi Kimia Farma Tbk membahas rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun 2022, Senin (23/5/2022).
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah berpesan agar holding BUMN Farmasi dapat mentranformasi sektor kesehatan dan farmasi di tanah air. Hal itu diungkapkan Erick saat memberikan sambutan pada ulang tahun kedua entitas tersebut pada awal Pebruari 2022 silam. Adapun holding terdiri atas PT Bio Farma (Persero) selaku induk holding, serta PT Kimia Farma (Persero) dan PT Indofarma (Persero) sebagai anggotanya.
Menurut Erick meski di usia yang masih muda itu, BUMN Farmasi telah mencatatkan sejumlah aksi bisnis yang memukau. Penataan bisnis berbasis digital hingga pengembangan human capital atau sumber daya manusia (SDM) di lembaga itu mampu mendorong transformasi BUMN menjadi perusahaan yang efisien dan berdaya saing tinggi.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) sebagai induk Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir dalam RDP tersebut menekankan pencapaian kinerja keuangan yang mendekati target yang telah ditetapkan sebelumnya.
“Kalau kita melihat pencapaian pendapatan Holding BUMN Farmasi sampai akhir Maret 2022 maka pencapaian kita 99 persen dibandingkan target kuartal I tahun ini Rp 7,14 triliun dan pencapaian pendapatan kita sebesar Rp 7,1 triliun. Kalau dibandingkan dengan periode sama pada 2021, kita mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen," ujar Honesti.
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Intan Fauzi menyorot kinerja keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kefarmasian. Ia berharap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi memiliki master plan yang jelas terhadap pengembangan obat herbal. Sebab, menurutnya obat herbal telah dikenal di masyarakat sebagai bagian dari kearifan lokal yang bahan bakunya bisa terpenuhi dari dalam negeri.
Laporan keuangan konsolidasian PT Bio Farma (Persero) yang telah di audit oleh kantor akuntan publik, Bio Farma meraup laba bersih senilai Rp 1,93 triliun pada 2021 atau naik 567,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Raihan laba bersih tersebut mencapai 186,9 persen dari target RKAP 2021.
Realisasi total aset sebesar Rp 40,44 triliun per 31 Desember 2021. Total aset perusahaan tersebut naik 23,71 persen dari 31 Desember tahun 2020. Total aset tersebut melebihi target RKAP tahun 2021 sebesar 136,6 persen.