Kunci Membangun Optimisme di Tengah Situasi Sulit

Optimisme dibangun atas dasar bahwa manusia yakin dapat melakukan segala sesuatunya. Berjuang apa pun yang terjadi meskipun terpaan dan desakan masalah kesehatan dan ekonomi dirasakan. Kuncinya dengan membangun optimisme melalui cara-cara dan strategi yang tepat dan efektif.

Kunci Membangun Optimisme di Tengah Situasi Sulit
Ilustrasi sesuatu menjadi mungkin kita capai/(kompasiana)

MONITORDAY.COM - Kehidupan sejatinya akan terus mengalami pergerakan dan perputaran dalam perjalanan hidup setiap manusia. Selalu ada masa dimana seseorang akan mengalami keterpurukan, kemudian di waktu yang lainnya akan kembali pada kondisi yang membaik, bahkan bisa saja terus mengalami tren positif atau pun sebaliknya.

Pada dasarnya manusia memiliki sifat yang tidak mudah cepat puas atas apa yang telah terjadi atau diraih dalam hidupnya. Ketika sudah mencapai satu tujuan hidupnya, kemungkinan timbul rasa ingin lebih dari apa yang telah diraihnya, sehingga menjadi motivasi untuk dirinya terus maju dan segera ingin meraihnya dengan penuh ambisi.

Selaras dengan hal tersebut, pada dasarnya yang memengaruhi hal ini yaitu dilandasi karena membanding-bandingkan dengan kesuksesan orang lain. Melihat apa yang orang lain miliki kemudian membandingkannya dengan kondisinya pada saat itu yang ternyata menimbulkan rasa gengsi dan penasaran ingin meraihnya juga bahkan melebihinya.

Ambisi tentu saja bukan sesuatu hal yang dilarang. Ambisi atau ambisius itu perlu dimiliki sebagai pelecut semangat mencapai kesuksesan dalam hidup. Banyak orang yang sukses, melewati banyak tantangan dalam hidupnya dan berisiko untuk diperjuangkan. Namun dengan tekad kuat yang dimiliki (ambisi), membawa mereka pada puncak kesuksesan.

Ambisi atau ambisius erat kaitannya dengan optimisme seseorang. Ambisi jika tidak dibarengi dengan rasa optimis, maka ambisi tersebut terasa memberatkan dan kemungkinan mudah untuk menyerah akan besar terjadi.

Optimisme adalah kemampuan seseorang meyakini sesuatu hal dapat terjadi/diraih meskipun pada dasarnya ada kemungkinan kegagalan di dalamnya. Membangun optimisme dengan mengumpulkan energi positif yang mendorong untuk terus maju apa pun yang akan terjadi.

Optimisme mudah dibentuk saat seseorang berada di dalam situasi/lingkungannya yang mendukung. Artinya seseorang merasa bahwa ini adalah timing (waktu) yang tepat bagi dirinya mencapai suatu kesuksesan tersebut karena lingkungannya yang ideal dan memberikan energi positif dan penyemangat.

Namun, bagaimana jika harus membangun optimisme pada situasi yang sulit? Terlihat mudah namun tidak semudah membalikan telapak tangan dan menjentikan jari-jemari.

Perjuangannya membutuhkan 2 kali lipat atau lebih untuk menghadapinya. Seperti yang saat ini kita alami di tengah situasi pandemi Covid-19 yang berdampak luar biasa bagi kelangsungan hidup setiap umat manusia.

Bagaimana supaya meski desakan dan terpaan pandemi Covid-19 ini membuat kesehatan dan perekonomian kita terancam seperti PHK dimana-mana dan sulitnya pergerakan akibat pembatasan sosial yang saat ini diberlakukan, namun kita tidak lantas panik/takut/hingga stres berat dan bahkan berniat untuk melakukan tindakan yang tidak diingini dan merugikan. Butuh kiat-kiatnya pada uraiannya berikut ini.

1. Tetap tenang kendalikan pikiran

Bersikap tenang akan membuat pikiran menjadi jernih melihat segala sesuatunya dengan berbagai sudut pandang permasalahan. Rasa takut/cemas/khawatir dan perasaan negatif lainnya dikendalikan oleh permainan pikiran, maka kuncinya yang mendasar yaitu melatih diri untuk tetap tenang dan fokus pada permasalah di depan.

2. Berpikir luas dan jauh ke depan

Jangan pernah berpikiran pendek tanpa perencanaan yang baik dan matang. Biasanya orang yang berpikiran pendek, tidak jauh ke depan dan luas jangkauannya, akan tidak tahan banting, mudah menyerah, dan tidak berani mengambil suatu risiko. Perencanaan yang baik artinya disusun secara sistematik dan terpadu dan menjadi matang dengan membuat beberapa opsi perencanaan/strategi dalam berbagai kondisi dan risiko yang akan dihadapi, sehingga jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan, kita sudah siap mengatasinya.

3. Buat perencanaan sebelum bertindak

Sesuatu jika tidak direncanakan dengan baik artinya tidak memikirkan untuk siap mengahadapi risiko-risiko yang dapat terjadi. Pada dasarnya hal ini yang akan membuat seseorang mudah jatuh/down karena tidak siap menerima kenyataan akibat tanpa suatu persiapan/perencanaan yang mempuni.

4. Lakukan diskusi dan kolaborasi

Setiap orang pada dasarnya membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Tidak ada yang sanggup melakukan semuanya sendirian. Lakukanlah diskusi untuk mencari peluang ataupun solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. Kolaborasi dengan orang lain penting dilakukan di era perkembangan IPTEK seperti saat ini. Yang tidak kita ketahui bisa saja kita ketahui dari orang lain dan memungkinkan untuk menjalin kerjasama yang baik dan menguntungkan secara bersama.

5. Kerjakan dengan penuh totalitas

Kita tidak dapat memastikan apa pun yang akan terjadi di depan. Namun apa pun yang terjadi di depan, lakukan dengan sepenuh hati dan jangan tanggung. Tidak ada kegagalan bagi setiap orang yang berusaha mencapai tujuannya, yang ada hanya keberhasilan yang tertunda. Jangan menyerah dan berusaha terus hingga waktu kesuksesan tiba.

6. Mendekatkan diri pada Sang Pencipta

Sebagai umat manusia yang memegang suatu kepercayaan dan agamanya masing-masing, mendekatkan diri pada Sang Pencipta untuk meminta kekuatan dan kemampuan adalah hal yang penting untuk kerohanian kita tetap terjaga dan jiwa menjadi tenang. Karena manusia hanya mampu merencanakan, hasilnya bukan sesuai kehendak kita, tapi sesuai kehendak-Nya lah dan pasti itu adalah yang terbaik.

 

Setiap permasalahan yang kita hadapi tidak akan melampaui kemampuan yang kita miliki untuk menghadapinya. Kita hidup di dunia untuk berjuang melakukan yang terbaik dan hal yang benar, tidak akan selalu mulus, tetapi bukan berarti kita lantas menyerah, melainkan harus tetap berjuang, karena selalu ada hikmah yang bisa diambil dalam setiap permasalahan yang dihadapi dan membuat kita semakin dewasa.

Di tengah situasi sulit seperti ini, optimisme harus selalu dijaga. Berjuang untuk tetap berusaha memenuhi kebutuhan pokok dengan melihat peluang-peluang yang ada. Yang paling terasa selain kesehatan, juga perekonomian yang terdesak.

Oleh karena itu, terasa bahwa perencanaan keuangan amat penting dilakukan. Dana darurat sangat penting di tengah kondisi seperti ini. Sangat terasa bagi mereka yang hanya mengandalkan satu sumber penghasilan bahkan ditentukan oleh penghasilan harian.

Perencanaan keuangan perlu dilakukan untuk rencana jangka panjang sewaktu-waktu dibutuhkan untuk meng-cover kondisi yang tak diinginkan. Kini banyak masyarakat yang mulai mengalami kedaruratan perekonomian sehingga membuatnya mencari pemasukan melalui usaha rumahan.

Bagaimana dengan modalnya? Mungkinkah cukup dengan modal di bawah 500 ribu? Apa lagi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja sudah pontang-panting dengan cara menghemat pengeluaran.

Hal itu bisa saja dilakukan. Modal pertama yaitu optimisme yang di awal sudah kita bangun. Kemudian dikombinasikan dengan tips-tips berikut ini.

1. Rencanakan usaha apa yang cocok dan bisa untuk kita buat dan kepada siapa kita akan menjualnya.

2. Manfaatkan benda/bahan serta alat-alat yang ada di sekitar kita serta mudah didapatkan.

3. Mencari bahan pokok dengan cara berlangganan dan bernegosiasi agar mencapai kesepakatan harga yang relatif murah.

4. Pasarkan ke tetangga dekat rumah atau media sosial yang targetnya juga tidak terlalu jauh supaya tidak perlu proses pengiriman yang membutuhkan biaya lebih.

5. Bagi yang masih merintis, bisa dengan strategi pre-order sehingga produksi yang dihasilkan tidak berlebih dan habis terjual sesuai pesanan.

6. Hindari mengambil opsi utang sebagai modal berusaha. Sebaiknya lihat benda/barang yang kita miliki yang sifatnya bisa kita jadikan modal, sehingga tidak menambah beban pikiran karena ada kewajiban membayar utang di tengah situasi yang sudah menekan.

7. Penghasilan yang didapat dari usaha tersebut, sebagian disimpan sebagai dana darurat karena kondisi sulit seperti ini sulit diprediksi dan sebagiannya lagi sebagai modal untuk produksi selanjutnya.