Krisis Minyak Goreng Tak Perlu Terjadi. Ini Solusinya!

Krisis Minyak Goreng Tak Perlu Terjadi. Ini Solusinya!
Menggoreng Telur dengan Alas Daun Pisang/ YouTube

MONITORDAY.COM - Antre minyak goreng? Ngapain! Selalu ada solusi bagi konsumen untuk mengatasi masalah tanpa harus gaduh dan panik. Budaya kuliner dengan nuansa gorengan memang melekat kuat dalam tradisi Indonesia. Dulu orang menggunakan minyak kelapa, di kemudian hari sawit menjadi andalan. 

Perkebunan kelapa sawit pun merebak. Kerusakan lingkungan marak terjadi karena hutan beralih fungsi menjadi kebun sawit. Efeknya pada pemanasan global cukup signifikan. Uni Eropa pun sempat geram dan tidak mau membeli CPO dari Indonesia. Mereka mengembangkan produk sejenis dari bunga matahari dan tumbuhan lainnya. 

Namun permintaan CPO kembali menguat tatkala pandemi menunjukkan tanda-tanda berakhir dan muncul gejala circular economy. Gejala yang mendongkrak harga komoditas dunia. Apalagi produk ini juga digunakan sebagai campuran bahan bakar semacam biodiesel. 

Dalam keterbatasan stok CPO dalam negeri, produksi minyak goreng menurun. Panic buying terjadi. Banyak pihak termasuk penjual dan konsumen yang diduga menimbun minyak goreng. Kementerian Perdagangan harus berjibaku memperbaiki jalur distribusi hingga tak terjadi kelangkaan stok. 

Terlepas dari itu kita menyadari bahwa permintaan akan minyak goreng memang cukup tinggi bagi negeri dengan penduduk tak kurang dari 270 juta jiwa. Setiap rumah tangga  butuh minyak goreng. Kalangan ibu rumah tangga yang paling resah dengan kelangkaan dan tingginya harga komoditas ini beberapa waktu lalu. 

Tak dapat dipungkiri bahwa kandungan nutrisi dalam minyak goreng dibutuhkan tubuh kita. Namun jumlahnya harus dibatasi. Semua yang terlalu banyak akan menimbulkan efek samping. Tak jarang dokter menyarankan pasien untuk menghindari makan ‘gorengan’ manakala hasil tes lab medical check up menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan. 

Dari sisi konsumen harus ada kesadaran bahwa menggoreng dengan minyak sayur harus dibatasi bahkan dapat digantikan dengan cara lain yang lebih sehat. Berikut beberapa cara memasak yang dapat dijadikan pilihan oleh penyuka gorengan bahkan dengan rasa yang lebih lezat.  

Pertama, menggoreng dengan alas daun pisang. Cara ini dilakukan sejak masa lampau dan menjadi tradisi turun temurun. Termasuk dengan menggunakan gerabah sebagai pengganti wajan logam. Makanan yang digoreng dengan cara ini akan matang tanpa gosong. Yang gosong daun pisangnya. 

Kedua, menggunakan oven. Cara ini dapat digunakan untuk menggoreng kentang atau french fries. Dengan menggunakan oven makanan tetap akan matang merata. Cara ini juga menghasilkan makanan yang lebih sehat dibanding menggoreng dengan minyak sayur.  

Ketiga, cukup dengan wajan anti lengket. Untuk bahan makanan yang sudah mengandung minyak seperti daging ayam cukup menggunakan wajan anti lengket berlapis teflon untuk menggantikan cara menggoreng dengan minyak. Hasilnya lebih enak dan sehat.  

Keempat, menggunakan alas kertas baking. Kertas semacam ini menjadi pengganti daun pisang. Di perkotaan penjual daun pisang mulai langka. Daun pisang juga tak praktis dan tak tahan lama. Maka solusi menggunakan kertas baking untuk menggoreng tanpa minyak dijamin aman dan efisien.   

Kelima, menggunakan air fryer cooker. Alat ini sudah lama tersedia. Sebagian orang telah membuktikan hasilnya. Kendalanya adalah daya listrik yang relatif besar, tidak cocok buat rumah tangga yang menggunakan catu daya terbatas di rumahnya. Tidak hanya bebas dari pusing memikirkan gas elpiji, cara ini juga membebaskan penyuka gorengan dari kemungkinan antre minyak goreng

Solusi di atas menjadi bagian dari edukasi bahwa ada cara yang lebih sehat dan efisien dalam memasak. Solusi dari sisi konsumen sangat penting dalam mengatasi berbagai kondisi di tengah dunia yang terus berubah, populasi yang terus meningkat dan pemanasan global atau perubahan iklim.