Kopi Indonesia Disukai di Australia, Tapi Volume Ekspornya Masih Rendah

MONITORDAY.COM - Kopi Asal Indonesia Disukai di Australia, Tapi Volume Ekspornya Masih Rendah
Warga Australia dikenal terobsesi dengan kopi, namun tidak sampai satu persen biji kopinya diproduksi dari tanaman kopi yang dibudidayakan di Australia.
Australia masih menggantungkan impor kopinya dari sejumlah negara, seperti Brasil.
Kopi impor dari Indonesia cukup digemari di Australia, meski jika dibandingkan dengan Brasil, volume dan nilai ekspor kopi Indonesia ke Australia lebih rendah.
"Kopi asal Indonesia disukai konsumen di sini karena umumnya jenis Arabica dengan cita-rasa yang lebih kaya," ujar Ayu Siti Maryam dari Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) di Sydney di ABC News, dikutip oleh Monitorday.com, Jum'at (5/3/2021).
Namun menurut Ayu, kopi impor asal Indonesia tidak tepat bila dibandingkan dengan kopi asal Brasil yang umumnya berupa jenis Robusta yang cita-rasanya lebih pahit.
"Tidak comparable karena yang satunya Arabica dan yang lainnya Robusta," ujar Ayu kepada wartawan ABC Indonesia Farid M. Ibrahim.
Data yang disampaikan ITPC Sydney menunjukkan nilai ekspor biji kopi Indonesia ke Australia mencapai US$10,7 juta atau sekitar Rp152 miliar pada tahun 2019.
Nilai ekspor ini sebenarnya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2017 yang nilainya mencapai US$22 juta lebih.
"Penurunan terjadi karena adanya bencana Gunung Sinabung yang meletus di tahun 2018, sehingga supply mengalami penurunan," jelas Ayu.
Dia mengatakan daerah utama pengekspor kopi ke Australia yaitu Gayo di Aceh, Jawa Barat dan daerah lainnya di Sumatera.
Menurut data Biro Pusat Statistik RI, Indonesia tercatat sebagai negara eksportir kopi terbesar ke-7 di dunia dengan pangsa ekspor sebesar 4,05 persen pada 2019.
Brasil menempati urutan pertama dengan penguasaan pasar 14,02 persen, disusul Jerman 8,7 persen, Vietnam 7,8 persen, Swiss 7,3 persen, Kolumbia 7,1 persen, dan Italia 4,8 persen.
Secara nasional, daerah pengekspor kopi terbesar adalah Banten 32,08 persen, disusul Lampung 22,9 persen, Sumatera Utara 22 persen, Jawa Timur 13,01 persen, dan Aceh 7,1 persen.
Jawa Barat berada di urutan ke-8 dengan tujuan ekspor antara lain ke Australia.
Di Australia sendiri, meski bukan penghasil kopi, namun pasar kopi tergolong sangat besar dengan pendapatan sebesar US$1,4 miliar pada tahun 2017 atau sekitar Rp20 triliun.
Tingkat konsumsi kopi di Australia mencapai 1,8 juta karung kopi berukuran 60 kilogram.