Konferensi Halal Internasional Akan Warnai Rakernas MUI di Lombok
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) akan digelar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, pada 11-12 Oktober 2019 mendatang.

MONITORDAY.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, pada 11-12 Oktober 2019 mendatang.
"Acara ini digelar sebagai upaya MUI dalam menyikapi berbagai persoalan keagamaan dan kebangsaan terkini," kata Panitia Penyelenggara Rakernas, Amirsyah Tambunan saat dihubungi, Rabu (09/10/19).
Rencananya, acara ini akan diwarnai dengan rangkaian kegiatan bertajuk Konferensi Halal Internasional yang diselenggarakan di Hotel Golden, Mataram NTB.
Amirsyah mengatakan, Konferensi Halal Internasional di satu sisi dilakukan untuk menguatkan posisi Indonesia sebagai kawasan halal terkemuka di dunia. Di sisi lain, regulasi terkait dengan wisata halal juga harus dikuatkan agar wisata halal di Tanah Air semakin berkembang.
"Konferensi internasional tersebut bertujuan untuk mewujudkan pemahaman yang komprehensif dan kerja sama yang efektif dalam rangka mendukung Indonesia menjadi pusat halal dunia," ujar Amirsyah yang juga Wasekjen MUI.
Amirsyah menilai, Fatwa DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah perlu ditindaklanjuti dengan peraturan dan ketentuan.
"Ini dilakukan agar kita punya legalitas formal yang kuat," tutur Amirsyah.
Ia kemudian berharap, Konferensi Halal Internasional mampu mendorong pengembangan konsep Wisata Halal sesuai pedoman yang telah ditetapkan oleh MUI.
"Semoga mampu mendorong konsep wisata halal agar dapat diterima oleh semua pihak," pungkas Amirsyah yang juga Sekjen Asosiasi Dosen Indonesia.
Sementara itu, Steering Commite sekaligus Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama International, KH Muhyidin Junaidi mengatakan, konferensi akan membahas berbagai isu aktual mengenai wisata dan gaya hidup halal, dan dikaitkan dengan strategi pengembangan potensi yang ada beserta tantangan yang dihadapi.
"Termasuk regulasi yang diperlukan untuk dapat lebih meningkatkan percepatan pengembangan wisata halal di Indonesia," kata KH Muhyidin.
Nantinya, dalam konferensi ini juga akan dilakukan kajian akademik dengan pelaksanaan Call Paper yang melibatkan para dosen bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Mataram.
Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram, Arsyad Abdul Gani mengatakan, pihaknya menyampaikan rasa terima kasih yang tulus atas kerjasama ini. Ia berharap kegiatan seperti ini semoga akan berlanjut pada even-even berikutnya.
"Karena bagi kami di perguruan tinggi kerjasama semacam ini dapat menambah digit akreditasi," ujar Arsyad saat dihubungi.
Pelaksanaan acara ini secara konten materi didukung oleh Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata, Bank Indonesia, Dewan Syariah Nasional dan LPPOM MUI, serta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan ini rencananya akan dibuka langsung oleh Ketua MUI Prof Ma'ruf Amin. Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian RI, Darmin Nasution akan didapuk sebagai Keynote Speech dalam acara tersebut.
Acara ini juga akan menghadirkan sejumlah pembicara diantaranya Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, Menteri Pariwisata RI, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc., Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Direktur Komite Nasional Keuangan Syariah, Ventje Rahardjo Soedigno.
Selain itu, Resident Representative Islamic Development Bank, Ibrahim Ali Shoukry, Gubernur Pemerintahan Provinsi NTB, Dr. Zulkieflimansyah, S.E, M.Sc., Dewan Syariah Nasional, Dr. KH. Hasanuddin, M.Ag, Direktur LPPOM, Lukmanul Hakim, M.Si., Yano Research Institute Ltd. Japan, Dr. Aya Kambe, CEO GMTI Mastercard Crescent Rating Singapura, Fazal Bahardeen.
Tak hanya itu, ada juga Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kementrian Pariwisata RI, Dr. Anang Sutono, CHE., Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, Prof.Dr.Ir. Sukoso, MSc.,PhD, Direktur Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah KNKS, Sutan Emir Hidayat, PhD, Presiden Dewan Imam Nasional Australia, dan Syeikh Shady Al-Sulaeman.