Komposisi Visual Yang Wajib Dikuasai Anak Milenial! (1)

LAKBAN – Salah satu skill yang paling mendasar yang bermanfaat pada banyak bidang kehidupan adalah pemahaman dan keterampilan dalam menerapkan komposisi visual. Foto, gambar, sketsa, dan video menjadi medium yang paling banyak digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan dalam kehidupan kita di era ini.
Jurusan atai bidang komunikasi visual juga berkembang dengan pesat. Baik sebagai disiplin ilmu maupun profesi. Hari ini kita banyak mengunggah dan mengunduh konten dalam bentuk video dan gambar. Dari yang soal keseharian hingga soal politik. Maka kebutuhan untuk menguasai dasar komposisi visual agar mampu menghadirkan gambar dan video yang bagus menjadi niscaya.
Kita mulai dulu dari pengertian dasarnya ya Guys!
Secara sederhana, komposisi adalah susunan unsur-unsur visual yang membentuk suatu konfigurasi utuh dan menyeluruh melampaui sekadar penjumlahan unsur-unsur tadi. Komposisi (composition) adalah pengorganisasian unsur-unsur visual dua matra sedemikian rupa sehingga tampil serasi dan harmonis.
Setiap karya visual memiliki suatu susunan atau tema komposisional. Orang membuat susunan ini baik secara sadar ataupun tidak, atau dengan kata lain orang sama sekali tidak mungkin membuat karya visual tanpanya. Pemahaman tentang komposisi dapat bermanfaat dalam kegiatan apresiasi atau penikmatan karya seni rupa maupun dalam mendukung kegiatan penciptaan karya senirupa.
Sampai disini kau faham? Kalau belum ngopi dulu gih!
Sebuah titik yang dibubuhkan pada selembar kertas sekalipun sudah memiliki susunan atau tema komposisional, yakni bagaimana posisi titik itu terhadap kertas, misalnya apakah di tengah-tengah (tema komposisi simetris) atau di samping (tema komposisi asimetris).
Nah, lanjut ya? Dalam penerapannya, prinsip-prinsip ini ada yang menggunakan sebagai pedoman baku dan diterapkan secara tertib, namun ada pula yang menggunakannya secara instingtif, sebagai bagian dari ekspresi atau ungkapan rasa dan sudah menjadi kebiasaan yang berlangsung begitu saja
Tema komposisional inilah yang membangun suatu kesan, ekspresi, mood atau pesan, secara visual.
Untuk menegaskan, komposisi berarti adalah soal bagaimana hubungan antar unsur-unsur visual, bukan apa itu unsur-unsurnya. Ketika kita sedang mengulas komposisi karya yang sudah jadi, hubungan-hubungan inilah yang menjadi fokus perhatian kita. Meskipun demikian, hubungan ini memang tidak kasat mata.
Komposisi di sini bagaikan kerangka, struktur atau blueprint implisit dari sebuah bangunan yang sudah jadi. Kita tidak melihat langsung blueprint itu, melainkan yang kita lihat adalah macam-macam komponen bangunan dengan tekstur permukaan masing-masing (misalnya tembok dengan tekstur batu, pintu dan jendela dengan tekstur kayu dan seterusnya), yang masing-masing dipasang sesuai dengan skema blueprint rancangan yang tidak nampak langsung tadi.
Sebagai blueprint tidak kasat mata yang mengatur susunan elemen-elemen visual kasat mata, komposisi ternyata bukan hanya menyangkut soal ‘tampilan visual’ melainkan merupakan fondasi dari makna.
Dalam semiologi atau strukturalisme yang menyelidiki bahasa verbal, makna ditunjukkan muncul dari relasi-relasi pembedaan, yakni antara suatu tanda (baca: kata) dengan jeda dan dengan kata-kata lainnya dalam suatu kalimat.
Relasi-relasi pembedaan dalam sebuah karya visual tidak lain dibangun lewat pembedaan-pembedaan antar tiap elemen visual dengan ruang kosong dan dengan elemen-elemen visual lainnya dalam sebuah komposisi (misalnya lewat pembedaan posisi, skala, warna dan sebagainya).