Kisah Ir. Sholah Athiyah, Pebisnis Yang Jadikan Allah Mitra Ke-10

MONITORDAY.COM - Alkisah dari sebuah desa Tafana di Distrik Mit Ghamr Mesir, ada 9 orang sarjana pertanian miskin yang berniat membuat bisnis peternakan unggas. Mereka mengumpulkan dan menggabungkan modal. Karena dirasa masih kurang, lalu mereka mencari mitra yang ke-10.
Mereka bingung siapa yang akan diajak sebagai mitra ke-10. Ir. Sholah Athiyah kemudian mengatakan bahwa Allah lah yang akan menjadi mitra ke-10. Mereka kemudian datang ke notaris untuk membuat perjanjian pembagian kerja dengan melibatkan mitra yang ke-10.
Mitra ke-10 yang akan melindungi bisnis mereka. Dengan perjanjian 10 persen keuntungan akan diserahkan kepada mitra ke-10, yakni disedekahkan atau diwakafkan. Tak disangka, setelah satu musim, bisnis mereka meroket, jauh di dalam bayangan awal mereka.
Karena profitnya meningkat, maka mereka terus menambah bagian mitra ke 10 sampai mencapai 50 persen. Karena keuntungan terus membanjir, dibentuklah baitul mal. Maka mereka mulai mengalokasikan untuk membangun SD, SMP sampai dengan SMA. Sampai mereka bermaksud mendirikan Universitas di perkampungan kecil.
Awalnya pemerintah menolak, karena tidak ada akses ke sana. Namun Ir. Sholah Athiyah sekaligus membangun stasiun kereta api di sana. Akhirnya berdirilah Universitas pertama di perkampungan di Mesir. Baitul Mal pun diduplikasi di desa-desa lainnya. Program serupa pun dilakukan.
Keuntungan dari bisnis diwakafkan. Tak hanya itu para pemuda diberdayakan dan diberi pelatihan. Banyak desa di Mesir pun bebas dari kemiskinan berkat program ini. Puncaknya adalah 100 persen keuntungan perusahaan didedikasikan untuk program wakaf. Ir. Sholah hanya menerima gaji saja. Beliau menjadi karyawan Allah SWT.
Maka tak heran, saat wafatnya Ir. Sholah Athiyah pada tahun 2016, jutaan warga Mesir turut berduka atas kepergiannya. Hal ini berkat amalannya yang luar biasa.