Ketika Kapal Dirancang Agar Bisa Jalan Sendiri
Lelah berkendara? Kendaraan yang bisa dengan kendali otonom adalah solusinya. Kendaraan otonom sudah menjadi state-of-the-art di banyak moda transportasi berbasis darat. Ada beberapa contoh kereta bawah tanah otomatis, kendaraan intralogistik yang mengemudi sendiri atau kendaraan terpandu otomatis (AGV) di terminal kontainer modern.

LAKEYBANGET.COM - Lelah berkendara? Kendaraan yang bisa dengan kendali otonom adalah solusinya. Kendaraan otonom sudah menjadi state-of-the-art di banyak moda transportasi berbasis darat. Ada beberapa contoh kereta bawah tanah otomatis, kendaraan intralogistik yang mengemudi sendiri atau kendaraan terpandu otomatis (AGV) di terminal kontainer modern.
Ada juga pendekatan konsep pengendalian otonom yang sangat luas dalam penerbangan modern. Di penerbangan dikenal istilah ‘flight by wire’ dan autopilot. Bagaimanapun teknologi terus bergerak maju. Tidak mungkin mandeg dan akan selalu berupaya untuk mencapai keunggulan termasuk dalam sistem kendali otomatis yang diaharpak lebih akurat, lebih aman, sekaligus mampu mengurangi ketergantungan pada SDM.
Akibatnya, otonomi juga dipandang mungkin untuk diterapkan di bidang transportasi maritim untuk memenuhi tantangan daya saing, keamanan, dan keberlanjutan. Tidak hanya di masa depan, sekarang pun industri pelayaran sudah merasakan kebutuhan yang mendesak untuk mengembangkan terknologi yang memungkinkan kapal bergerak full otomatis.
Sebuah kapal otonom digambarkan sebagai itergrasi antara sistem kontrol modular generasi mendatang dan teknologi komunikasi. Sistem ini akan memungkinkan fungsi pemantauan dan kontrol nirkabel baik di atas kapal maupun di luar kapal. Sistem ini akan mencakup sistem pendukung keputusan lanjutan untuk menyediakan kemampuan mengoperasikan kapal dari jarak jauh di bawah kontrol semi otonom atau otonom sepenuhnya.
REMOTE SHIP : Langkah mengoperasikan kapal dilakukan melalui mekanisme remote control misalnya oleh operator manusia berbasis pantai dan
AUTOMATED SHIP : Sistem pendukung keputusan lanjutan di atas kapal mengambil-alih semua keputusan operasional secara mandiri tanpa campur tangan dari operator manusia.
AUTONOMOUS SHIP : simbiosis dari Remote Ship dan Automated Ship.
Dalam ide tentang kapal otonom dan tanpa awak, kedua alternatif generik akan digabungkan dalam konsep holistik. Mengembangkan dan memvalidasi campuran yang cocok dari teknologi remote dan otomatis untuk kapal akan menjadi tugas inti proyek MUNIN (Maritime Unmanned Navigation Through Intelligence Network).
Pendekatan sistem keputusan onboard yang diterapkan di MUNIN seperti dalam uraian berikut. MUNIN biasanya mengandalkan fungsi kontrol otomatis dan sepenuhnya deterministik untuk menjalankan kapal. Namun, berbagai sistem sensor akan diperlukan untuk mendeteksi situasi bermasalah seperti benda-benda tak terduga di laut, kondisi cuaca berbahaya atau bahaya tabrakan. Jika situasi yang tidak terduga terjadi, modul kontrol otonom akan dipanggil mencoba untuk memperbaiki situasi dalam batasan yang diberikan.
Jika sistem tidak dapat mencapai ini, ia akan meminta dukungan dari operator jarak jauh atau memulai prosedur gagal-aman jika operator tidak tersedia. Jika dilaksanakan dengan benar, otonomi jenis ini akan mengurangi kebutuhan akan pengawasan manusia seraya mempertahankan tingkat keselamatan yang tinggi dan terdefinisi dengan baik. Namun, tantangan utama adalah sistem sensor perangkat sehingga semua situasi berbahaya yang relevan dapat dideteksi dan ditindaklanjuti dengan tepat.