Nasib Radio di Era Digital

Radio pernah menjadi media massa papan atas. Terutama sebelum era televisi tiba. Sampai ketika TV masih dimiliki hanya oleh mereka yang punya duit lebih alias orkay. Disamping berita, pendengar juga menikmati lagu, bahkan drama radio. Buat anak zaman now, mungkin sulit membayangkan masa indah radio ketika berjaya.

Nasib Radio di Era Digital
noice (c) mahaka

LAKEYBANGET.COM - Radio pernah menjadi media massa papan atas. Terutama sebelum era televisi tiba. Sampai ketika TV masih dimiliki hanya oleh mereka yang punya duit lebih alias orkay. Disamping berita, pendengar juga menikmati lagu, bahkan drama radio. Buat anak zaman now, mungkin sulit membayangkan masa indah radio ketika berjaya.

Sampai beberapa tahun lalu, kita masih bisa merasakan ‘influence’ atau pengaruh radio. Dalam bahasa orang periklanan, penetrasi pasarnya masih cukup lumayan.  Banyak pesohor yang dulu berangkat dari penyiar radio. Mereka menjadi presenter TV. Juga host di berbagai acara talkshow. Itulah masa dimana obrolan di radio banyak diadaptasi ke layar kaca.

Lain dulu lain sekarang. Radio Konvensional semakin tertantang untuk mempertahankan eksistensinya. Sebagian stasiun radio sudah merasa kehilangan banyak pendengarnya. Mungkinkah radio juga akan senasib dengan media cetak yang tergantikan oleh media online?

Dalam obrolannya dengan Pandji Pragiwaksono di Youtube, Soleh Solikhun yang memiliki basis profesi penyiar radio mengungkapkan pendapatnya bahwa seleksi alam akan terkadi dan radio atau program yang bagus akan terus bertahan.  

Saat ini, segmen pendengar radio lebih terkonsentrasi pada para pengendara. Dengan kata lain, radio didengar obrolannya. Terutama kala pendengar sedang berkendara. Apalagi kala macet di jalanan. Dengan mode audio alias mendengar, pengemudi masih bisa membagi konsentrasinya untuk mengendalikan kendaraan.

Program apakah yang bisa eksis di radio? Orang mendengar musik dari spotify atau layanan lainnya. Maka program yang mampu mengemas obrolan menjadi menarik akan menjadi pilihan buat radio. Program ini seakan menemani mereka yang tengah kesepian di tengah ramainya lalu-lintas. Memberi pencerahan, teman berbagi, dan teman bercanda.

Disamping itu, format radio digital mungkin akan menggantikan radio konvesional. Ekosistem bisnisnya mengarah ke sana. Ini yang harus diantisipasi. Sudah ada beberapa aplikasi yang memudahkan pengguna smartphone untuk mengakses program siaran radio. Misalnya aplikasi All Radio Station atau aplikasi Noice yang dirilis oleh Group Mahaka Media.

So, kamu sendiri masih seringkah mendengarkan radio?