Kendati Taliban Menguat, Biden Tak Sesali Tarik Pasukannya dari Afghanistan

Kendati Taliban Menguat, Biden Tak Sesali Tarik Pasukannya dari Afghanistan
Pasukan AS tinggalkan Afghanistan (Foto: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Amerika Serikat yang sudah bercokol di Afghanistan lebih dari 20 tahun akhirnya angkat kaki dari negeri itu.

Banyak pengamat militer yang menilai keputusan Joe Biden untuk membawa pasukannya pulang kampung dikarenakan desakan dalam negeri paman yang begitu keras.

Apalgi selama pendudukan, Amerika Serikat tampaknya tak mendapatkan keuntungan yang berarti, yang mereka temui justru kekerasan demi kekerasan.

Seperti dilansir dari AFP, Selasa (10/8/2021) kekerasan telah meningkat di Afghanistan saat pasukan asing pimpinan AS ditarik kembali ke negeri asalnya.

Pejuang Taliban berhasil merebut dua ibu kota provinsi lagi yakni kota Farah dan Pul-e-Khumri pada Selasa (10/8).

Para pejabat mengatakan pejuang telah mengibarkan bendera mereka di alun-alun utama dan di kantor gubernur di Pul-e-Khumri, ibu kota provinsi Baghlan, yang terletak sekitar 200 km dari ibu kota Kabul.

Seorang jurnalis lokal dan anggota dewan provinsi mengatakan kepada BBC bahwa kota barat Farah juga telah jatuh ke tangan Taliban.

Keuntungan lain oleh Taliban pekan ini termasuk kota utama Kunduz di utara. Kota itu dianggap sebagai pintu gerbang ke provinsi-provinsi yang kaya mineral dan berada di lokasi penting yang strategis dekat perbatasan dengan Tajikistan, yang digunakan untuk penyelundupan opium dan heroin.

Pertempuran sengit berlanjut di bagian lain negara itu, dan pesawat AS dan Afghanistan telah melakukan serangan udara.

Saat pertempuran berkecamuk, ribuan orang telah meninggalkan rumah mereka.

"Kami melihat mayat-mayat tergeletak di dekat penjara, ada anjing di sebelah mereka," ujar seorang wanita yang meninggalkan Kunduz saat Taliban mengambil alih

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak menyesali keputusannya menarik pasukan dari Afghanistan saat Taliban terus membuat kemajuan.

Biden mendesak para pemimpin Afghanistan untuk bersatu dan "berjuang untuk bangsa mereka".

Taliban telah mengambil alih delapan dari 34 ibu kota provinsi negara itu, dan mengancam lebih banyak wilayah lagi.

Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (10/8/2021), Biden mengatakan AS memenuhi komitmen yang telah dibuatnya ke Afghanistan, seperti memberikan dukungan udara jarak dekat, membayar gaji militer serta memasok pasukan Afghanistan dengan makanan dan peralatan.

Tapi dia berkata, "Mereka harus berjuang untuk diri mereka sendiri."