Kemenkop UKM Upayakan Langkah Digitalisasi Koperasi

Digitalisasi akan memudahkan berjalannya bisnis koperasi mulai dari meningkatkan pelayanan kepada anggota hingga menghubungkan produsen (petani) dan pembeli (offtaker) lewat aplikasi. 

Kemenkop UKM Upayakan Langkah Digitalisasi Koperasi
Foto: dok. depkop.go.id

MONITORDAY.COM - Kementerian Koperasi dan UKM terus mengupayakan langkah terwujudnya koperasi modern melalui pengembangan digitalisasi koperasi. Salah satunya, menjajaki kolaborasi dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengimplementasikan digitalisasi koperasi.

"Kemenkop dan UKM sedang mengembangkan modernisasi koperasi, artinya di era ini kami ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama anak muda, bahwa koperasi itu keren dan sesuai dengan kebutuhan mereka," ujar Deputi Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Rulli Nuryanto, dikutip dari siaran persnya, Rabu (19/2). 

Menurut Rulli, digitalisasi akan memudahkan berjalannya bisnis koperasi mulai dari meningkatkan pelayanan kepada anggota hingga menghubungkan produsen (petani) dan pembeli (offtaker) lewat aplikasi. 

"Ke depan koperasi dapat memudahkan para anggotanya dan fokus bagaimana meningkatkan kualitas produksi sedangkan hal lainya seperti pemasaran biar koperasi yang handle dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi ini," jelasnya. 

Sementara itu, Direktur Utama BAKTI Anang Latif mengatakan, selama ini persepsi masyarakat terhadap koperasi sebagai aktivitas bisnis sederhana. Menurutnya, dengan mengawinkan aktvitas bisnis koperasi dan teknologi hasilnya akan lebih kompetitif. 

"Hal ini sangat mendukung terbentuknya program koperasi modern yang hendak dicapai Kementerian Koperasi dan UMKM. Misalnya, koperasi yang sebelumnya melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT) harus melakukan rapat, ke depan cukup dengan sistem digital," ungkapnya. 

Selain itu, menurut Anang, dengan teknologi, UMKM dan koperasi akan lebih mudah menjual produknya dan bisa mendapatkan harga terbaik. Ia mencontohkan, komoditas pertanian daerah yang sebelumnya tidak bernilai ekonomi dengan bantuan teknologi pemasarannya dapat lebih luas. 

"Bagaimana produknya yang dulu dikuasai oleh tengkulak dan jaringan tertentu ke depan dijual langsung kepada buyer baik di dalam negeri dan luar negeri," tandasnya.