Kata Andika Perkasa Soal Dugaan Pelanggaran HAM di Papua

Kata Andika Perkasa Soal Dugaan Pelanggaran HAM di Papua
Calon Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa setelah menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Sabtu (6/11/2021).

MONITORDAY.COM - Calon Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengaku terbuka atas kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang menyeret-nyeret dirinya. Bahkan, ia juga menegaskan tidak takut jika kasus tersebut dibuka kembali.

"Saya benar-benar terbuka kalau memang ada dugaan atau apa, saya terbuka," sebut Andika di Kompleks Parlemen, Jakarta, Sabtu (6/11/2021).

"Monggo, enggak ada keraguan atau ketakutanlah," imbuhnya.

Sejumlah organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan beberapa waktu lalu, mendesak DPR untuk mendalami dugaan keterlibatan Andika dalam kasus pembunuhan tokoh Papua, Theys Hiyo Eluat.

Dikatakan Koalisi tersebut, penghormatan terhadap HAM menjadi poin penting dalam profesionalitas TNI, apalagi tertuang dalam Pasal 2 huruf d UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.

Dilansir redaksi dari website Deutsche Welle, Theys dibunuh setelah menghadiri undangan peringatan Hari Pahlawan di markas Kopassus di Jayapura.

Ketika itu, empat perwira dan tiga serdadu Kopassus diadili dalam kasus tersebut. Namun, Andika tidak pernah terkait proses hukum itu.

Surat yang dikirim oleh Agus Zihof, ayah seorang terdakwa, yaitu Kapten Inf Rionardo, kemudian menyeret Andika Perkasa dalam kasus pelanggaran HAM di Papua.

Surat Agus kepada KSAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu itu mengisahkan anaknya dipaksa mengakui pembunuhan Theys oleh seorang yang bernama Mayor Andika.

Saat dilantik sebagai KSAD pada November 2018 lalu, Andika juga telah menyatakan bahwa, dirinya tidak mempersoalkan bila ada pihak-pihak yang mengait-ngaitkan dirinya dengan peristiwa pembunuhan Theys.

"Monggo, enggak ada alasan bagi saya untuk melarang itu," ucap Andika di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Selain itu, dia mempersilakan jika ada aktivis HAM yang mau kembali memastikan apakah dirinya benar-benar terlibat dengan pembunuhan Theys atau tidak.

"Kalau mereka mau menelusuri itu juga silahkan. Kan enggak ada yang perlu saya khawatirkan," tegasnya.