Kamu mau tinggal di Kota Terapung Oceanix?

Belum lama ini terjadi perbincangan yang hangat di sebuah forum di PBB. Lusinan pakar, investor, ilmuwan, dan pejabat — bersama dengan sekelompok siswa di tautan video dari Nairobi — mengeksplorasi pendekatan baru untuk membangun pusat pemukiman, perdagangan, pendidikan, dan rekreasi lepas pantai.

Kamu mau tinggal di Kota Terapung Oceanix?

Kota Terapung Berkelanjutan

LAKEYBANGET.COM – Pemanasan global mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Semakin banyak daratan yang hilang. Padahal semakin banyak populasi manusia di bumi. Berbagai gagasan pun dikembangkan untuk mencari solusi. Antara lain dengan menghadirkan kota terapung.

Belum lama ini terjadi perbincangan yang hangat di sebuah forum di PBB. Lusinan pakar, investor, ilmuwan, dan pejabat — bersama dengan sekelompok siswa di tautan video dari Nairobi — mengeksplorasi pendekatan baru untuk membangun pusat pemukiman, perdagangan, pendidikan, dan rekreasi lepas pantai.

Kota terapung ini ini dirancang untuk meringankan tekanan yang dihadapi kota-kota pantai yang terjepit di antara meningkatnya populasi, naiknya laut dan risiko badai, batas sumber daya, dan ekosistem yang terancam.

Visi hunian manusia yang  menyebar dari darat ke kehidupan lepas pantai telah ada selama beberapa dekade. Mulai dari gagasan sebuah kota terapung berbentuk piramida yang dikandung untuk Teluk Tokyo pada 1960-an oleh R. Buckminster Fuller. Hingga ragtag "atol" di film Waterworld 1995 yang dystopian.

Saat urbanisasi pantai mencapai batas, kota terapung akan menjadi semacam galaksi. Rancangannya berbentuk modul mengambang heksagonal yang diproduksi secara massal, tahan badai, bisa ditarik ke suatu posisi, ditambatkan dan dihubungkan dalam array yang lebih besar di atasnya oleh perumahan yang dibangun secara berkelanjutan, tempat kerja, fasilitas rekreasi dan keagamaan, dan sebagainya.

Feri dan drone akan menjadi tali pengikat ke pantai. Masyarakat akan dipertahankan sebanyak mungkin dengan solar lokal dan energi terbarukan lainnya, resirkulasi air dan air hujan, dan produksi pangan lokal.

Pada awal perbincangan di forum itu, konsep kota terapung memiliki nuansa pemikiran magis. Hampir seperti dongeng. Semakin lama semakin terasa realistis. Tetapi kenyataan kota-kota pesisir di seluruh dunia menghadapi krisis ruang luar biasa, dan semakin memburuk dengan cepat.

Kenyataan yang tak dapat dipungkiri. Pemanasan global sulit dihambat. Erosi lapisan es kutub dan perluasan air laut yang dipanaskan di bawah pemanasan global tanpa henti meningkatkan permukaan laut, hampir pasti selama berabad-abad mendatang.

Laju perendaman pantai juga semakin terpantau. Dari waktu ke waktu semakin banyak garis pantai yang bergeser menuju daratan. Warga yang tinggal di kawasan pantai tentu sangat merasakan hal ini. Banyak yang rumahnya telah hilang. Tergeser dan tergusur oleh air laut yang semakin meningkat permukaannya.

Badai juga semaki sering berdampak pada kawasan pantai. Meningkatnya kerugian akibat badai tentu saja terjadi karena semakin banyaknya pemukiman di kawasan pesisir. Dan risiko pesisir semakin bertambah dengan meningkatnya populasi di dunia yang cepat mengalami urbanisasi.

DI Indonesia kita kenal beberapa suku yang terbiasa hidup di atas air. Seperti suku Bajau. Bahkan sebagian dari mereka ada yang tinggal di atas perahu-perahu sepanjang hari. Hanya pada saat-saat tertentu mereka pergi ke daratan untuk berniaga.

Siapkah kamu tinggal di kota terapung?