Jokowi: Indonesia Paling Sedikit Pekerjakan TKA

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung soal dirinya yang seringkali masih juga disebut antek asing. Presiden heran masih saja ada orang yang percaya dengan hal tersebut, padahal data dan fakta di lapangan sudah jelas, tidak sama sekali menunjukan hal tersebut.

Jokowi: Indonesia Paling Sedikit Pekerjakan TKA
Foto: Istimewa

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung soal dirinya yang seringkali masih juga disebut antek asing. Presiden heran masih saja ada orang yang percaya dengan hal tersebut, padahal data dan fakta di lapangan sudah jelas, tidak sama sekali menunjukan hal tersebut.

Presiden mengatakan, orang saat ini gemar meributkan hal yang tidak semestinya. Ia mengungkap bahwa tenaga kerja asing (TKA) yang ada di indonesia saat ini tidak ada satu persen. Hal ini paling kecil jika mau membandingkan dengan negara lain.

"Kami lihat TKA di kita gak ada satu persen. Kurang dari satu persen kok diramein, dibilang ada jutaan, ngitungnya kapan, tanya imigrasi saja sudah kelihatan," kata Presiden di Kemayoran, Jakarta, Selasa (30/10).

Menurut Presiden, hal ini harus bisa dijelaskan kepada masyarakat. Karena kalau tidak hal ini akan dipercaya sebagai sebuah kebenaran. Isu seperti 10 juta TKA dari Tiongkok masuk ke Indonesia harus diluruskan agar masyarakat tak gampang percaya dengan berita bohong semacam itu.

"Isu-isu seperti itu kalau gak dijawab, akan dipikir sebuah kebenaran. Isu seperti ini banyak dipercaya, kalau tidak saya terangkan berulang-ulang, dipikir sebuah kebenaran," ucapnya.

Padahal jika melihat data, tenaga kerja asing asal di Tiongkok jumlahnya sangat sedikit, apalagi dibandingkan dengan TKI yang ada di negeri tirai bambu itu.

"Yang dari Tiongkok kurang lebih 24.000 orang, malah TKI di Tiongkok mencapai 80.000 orang. Di sana malah antek Indonesia, kalau ngomongnya antek-antekan" terangnya.

Lebih dari itu, jika dibandingkan dengan negara lain, justru Indonesia yang memakai TKA termasuk yang paling sedikit. Presiden mengungkapkan, Di Uni Emirat Arab,  jumlah TKA mencapai 80 persen,  Arab Saudi 33 persen,  Brunei 32 persen,  Singapura 24 persen,  Malaysia lima persen, dan Indonesia hanya 0,03 persen.

Jumlah tersebut kata Presiden menunjukan bahwa negara lain membuka pintu untuk TKA masuk, dalam rangka memperbaiki SDM yang ada di negaranya.