Johan dan Obsesinya pada Murbei

MONITORDAY.COM - Cocok ditanam di lahan tidur, perawatan relatif mudah, dan manfaatnya banyak. Itulah tumbuhan yang kini mulai banyak dibudidayakan di Cirebon oleh Johan, seorang dosen yang juga pegiat komunitas. Nama tumbuhan ini mulberry. Kita sering menyebutnya dengan murbei atau arbei. Dikenal lama karena daunnya menjadi makanan ulat sutra. Orang Sumatera menyebutnya Kerta atau Kitau. Sementara di Tiongkok disebut Sangya. Nama latinnya Morus alba L.
Pilihan Johan tepat. Murbei menjadi bahan aneka produk. Ketersediaan komoditas ini masih sangat terbatas. Jauh dari kata cukup untuk memenuhi permintaan pasar lokal. Apalagi jika akan dikembangkan secara nasional alih-alih untuk diekspor. Selain buahnya daunnya juga mengandung nutrisi tinggi. Dan bila sudah cukup besar, pohon murbei dapat dimanfaatkan kayunya untuk bahan meubel berkualitas.
Johan pun mempertimbangkan pilihan murbei pada sifatnya yang relatif kuat bertahan hidup. Tanaman perdu ini mudah beradaptasi dengan segala kondisi. Morus alba merupakan tanaman asli dari daerah utara Tiongkok namun sekarang telah dibudidaya di berbagai tempat baik daerah dengan iklim subtropis maupun tropis. Tanaman ini tergolong tanaman yang cepat tumbuh, berumur pendek dan memiliki tinggi 10-20 m.
Sebagai putra daerah yang menekuni disiplin ilmu Teknik Industri, perhatian Johan pada masalah lingkungan dan sosial menggerakannya untuk berinovasi, meneliti dan memasyaratkan murbei. Sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Cirebon, Johan terus menggali upaya termasuk dengan mendaftarkan merk dan paten atas produk olahan murbei.
Pada saat masa pertumbuhan, panjang daunnya dapat mencapai 30 cm dan terdapat banyak lobus sedangkan pada saat dewasa, panjang daunnya hanya mencapai 5-15 cm serta tidak memiliki lobus. Daunnya selalu gugur di musim gugur serta selalu hijau di daerah beriklim tropis. Sangat cocok untuk pengihjauan. Murbei dapat tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 mdpl dan cukup matahari.
Penelitian Murbei sebagai Anti Kanker
Tak hanya di UMC, Universitas Gadjah Mada juga telah meneliti khasiat Murbei sebagai obat anti kanker. Ekstrak etanolik daun tanaman ini dilaporkan memiliki khasiat sebagai antikanker secara in vitro karena memiliki kandungan fitokimia seperti quercetin dan anthosianin. Quercetin dan antosianin merupakan zat yang terdapat dalam berbagai tanaman khususnya murbei (Morus alba L.) yang memiliki potensi sebagai agen kemopreventif.
Jenis anthosianin yang memiliki efek sebagai agen kemopreventif ialah sianidin-3-O-glukosida. Secara in vitro, sianidin-3-O-glukosida diketahui mampu mereduksi invasi sel kanker paru-paru.
Selain sebagai agen kemopreventif seperti yang dikemukakan diatas, Quercetin juga dilaporkan dapat berperan sebagai agen ko-kemoterapi. Berdasarkan penelitian Wang (2009) menunjukkan bahwa Quercetin dapat meningkatkan indeks terapi agen kemoterapi doxorubicin serta memiliki efek sebagai kardioprotektif dan hepatoprotective sehingga dapat menurunkan kemungkinan terjadinya efek samping yaitu cardiotoxic. Sehingga diketahui bahwa quercetin dapat dijadikan sebagai terapi pendamping pada kemopreventif.
Anthosianin dilaporkan mempunyai berbagai aktivitas biologik dan secara luas digunakan sebagai antioksidan. Anthosianin yang terdapat dalam Morus alba adalah sianidin 3-rutinosida dan sianidin 3-glukosida. Dalam pencarian senyawa antikanker, parameter sitotoksik menjadi ukuran untuk melihat aktivitasnya terhadap kanker.
Tanaman dan komoditas murbei dengan segala produk olahannya akan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bagian dari pemberdayaan komunitas. Buah murbei selain lezat juga memiliki nutrisi tinggi. Bisa juga dianggap sebagai tanaman obat. Setidaknya untuk mencegah kanker.
Murbei dikenal juga sebagai tumbuhan sutra karena dapat dijadikan tempat hidup ulat sutra. Selain bermanfaat dalam memproduksi sutra, secara empiris masyarakat telah memanfaatkan murbei sebagai obat tradisional untuk flu, malaria, hipertensi, asma, obat hipertensi, palpitasi, iabetes, insomnia, vertigo, anemia, hepatitis dan diabetes melitus (Hariana, 2008).
Murbei mengandung banyak senyawa kimia seperti ecdysterone, inokosterone, lupeol, β-sitosterol, rutin, moracetin, scopoletin, benzaldehida, eugenol, linalol, benzyl alkohol, butylamine, aseton, kholine dan quercetin. Pada bagian ranting terdapat tanin dan vitamin A serta pada bagian buah terdapat cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam linoleat, asam stearat, serta karoten.