Jenderal Finansial Yang Eksentrik dan Dikaitkan dengan Klenik

Jenderal Finansial Yang Eksentrik dan Dikaitkan dengan Klenik
Soedjono Hoemardani sedang menatap Ali Moertopo/ net

MONITORDAY.COM - Tak semua jenderal bertipe petempur. Perang tak hanya soal mengokang senapan dan menembakkan peluru. Kemenangan perang juga ditentukan oleh kesiapan logistik, administrasi, dan kesejahteraan prajurit. Untuk urusan itulah ada Djonit, nama kecil Soedjono Hoemardani. 

Suryo Hadiputro, Alamsyah Ratu Prawiranegara, Djonit  termasuk jenderal-jenderal yang sering didatangi pengusaha. Mereka, menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016:66), digolongkan sebagai Jenderal Finansial. 

Kedekatan Djonit dengan Pak Harto bukan rahasia umum lagi. Mereka sudah menjalin hubungan erat sebagai sesama serdadu sejak masih di Jawa Tengah. Pak Harto orang Jogja yang menikah dengan orang Solo. Djonit asli bilangan Pasar Klewer Solo. Ia anak Raden Hoemardani, seorang saudagar pemasok kebutuhan Kraton Surakarta. 

“...konon kata seorang ajudan dialah satu-satunya yang selain ibu Tien boleh masuk kamar tidur (Soeharto) ,” tulis Borsuk dan Chng. 

Soedjono sering disebut-sebut sebagai penasehat spiritual Presiden Soeharto. Maklum, ia sering dianggap dekat dengan hal-hal gaib dan klenik. Laki-laki dengan pembawaan tenang ini memang dikenal eksentrik. Ada yang menyebut dia sering menerima tamu dengan telanjang kaki. 

Hubungannya dengan Soeharto, konon terkait dengan Soediyat Prawirokoesoemo alias Romo Diyat, seorang guru spiritual yang pernah bilang pada Soedjono agar menjaga Soeharto karena dipercaya akan menjadi orang besar. Baik Soeharto dan Soedjono, mereka berdua sering pergi ke tempat-tempat keramat. 

Di sisi lain Soedjono alias Djonit adalah pendiri dan pembina Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam (GUPPI). Dari situlah muncul informasi tentang Dokumen Ramadi.

Ramadi pula diduga sebagai pembuat dokumen yang menuding Jenderal Soemitro hendak menggulingkan Presiden Soeharto melalui aksi mahasiswa, seperti di Thailand.  Rapat terakhir GUPPI juga memutusan, sasaran perusakan adalah mobil-mobil Jepang serta kantor Toyota Astra dan Coca-Cola.

Sutopo Juwono menginformasikan, Ramadi dekat dengan Mayjen Soedjono Hoemardani yang kala itu menjadi  Asisten Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto. Ramadi adalah pensiunan kolonel yang dijadikan pimpinan GUPPI oleh Soedjono. Melalui organisasi ini Soedjono melakukan perubahan mendasar pada pendidikan Islam. 

Selain Jenderal Finansial yang suka klenik seperti Soeharto, Soedjono terkait dengan Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Demikian menurut mantan Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Jenderal Soemitro. Peran Djonit dan ALi Moertopo dalam membidani CSIS sangat sentral.