Jagoan PDIP di Pilpres 2024: Ganjar Atau Puan?

MONITORDAY.COM - Boleh saja Ganjar Pranowo saat ini menjadi calon presiden (capres) terkuat pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024. Meski begitu, terlalu dini menyimpulkan Gubernur Jawa Tengah itu bakal mengantongi tiket pencalonan dari PDI Perjuangan.
"Justru saya melihat (Ganjar) tidak (akan dicalonkan PDIP)," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin kepada redaksi melalui sambungan telepon, Selasa (27/10/2020).
Ujang menuturkan, PDIP memang akan menjadikan elektabilitas dan popularitas dalam menentukan figur yang akan diusung dalam Pilpres. Namun waktu hingga penentuan capres masih panjang dan dia yakin di akhir-akhir penentuan nanti elektabilitas Ganjar tidak sebagus seperti saat ini.
"Kalau hasil surveinya saat ini tertinggi pasti akan "dipenggal" di tengah jalan. Makanya kecenderungannya (elektabilitas Ganjar) akan turun. Tokoh yang (elektabilitas) saat ini berada di papan tengah yang biasanya cenderung naik," ulas dia.
Ia menilai, walaupun sering muncul dalam survei langkah Ganjar untuk maju ke pilpres cukup berat karena terganjal persoalan hukum. Ganjar disebut-sebut terlibat dalam kasus dugaan korupsi E-KTP.
"Agak berat untuk melaju di Pilpres karena ada persoalan dalam kasus e-KTP. Ini kerugian besar buat dia," ucapnya.
Ujang juga menilai Ganjar sulit maju dalam Pilpres 2024 karena posisi Puan Maharani sebagai punya putri mahkota. Ia melihat kecenderungan calon yang akan diusung PDIP adalah Puan Maharani.
"PDIP punya putra mahkota (Puan Maharani). Kelihatannya ini yang akan dicalonkan PDIP. Walaupun saat ini elektabilitasnya belum masuk papan tengah, tapi bisa digenjot," demikian kata Ujang Komaruddin.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indikator Politik merilis survei tokoh yang masuk bursa capres 2024. Ada 15 tokoh dan elektabilitas Ganjar Pranowo berada di posisi pertama dengan 18,7% disusul Prabowo Subianto 16,8% dan Anies Baswedan 14,4%.
Survei dilakukan pada 24-30 September 2020. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak. Metode survei dilakukan dengan wawancara via telepon dengan margin of error sekitar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%. Seluruh responden terdistribusi secara acak dan proporsional.[]