Institut Teknologi Sepuluh Nopember Berhasil Kembangkan Traktor Tangan Bertenaga Listrik

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Berhasil Kembangkan Traktor Tangan Bertenaga Listrik
Dok. Humas Prov Jatim.

MONITORDAY.COM - Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Pengabdian kepada Masyarakat dari Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil mengembangkan sebuah traktor tangan bertenaga listrik.

Sedangkan traktor tangan rancangan ITS ini juga sudah dihibahkan untuk kelompok petani di Desa Wanar, Pucuk, Lamongan.

Perwakilan tim, Alief Wikarta ST MScEng PhD mengatakan, traktor itu dikembangkan untuk membantu para petani dalam pengelolaan lahan. 

Ia menyebutkan traktor tangan hasil inovasi timnya ini berbeda dengan traktor tangan di pasaran, lantaran menggunakan tenaga listrik alih-alih bahan bakar solar atau mesin diesel.

Dosen Departemen Teknik Mesin ITS ini ini juga menjelaskan, traktor tangan tersebut dirancang khusus menggunakan baterai lithium-ion sebagai penyimpanan energinya. Menurutnya, penggunaan baterai ini membawa beberapa keunggulan.

“Keunggulannya antara lain pengisian daya lebih cepat, kepadatan daya yang tinggi, kekuatan baterai lebih lama, dan kemasan yang lebih ringan,” ujar Alief sebagaimana dikutip redaksi dari situs Humas Prov Jatim, Selasa (30/11/2021).

Dia pun berpendapat, semakin banyak penggunaan produk teknologi bertenaga listrik, baik untuk transportasi maupun pertanian, maka akan semakin banyak pula manfaat yang diterima. Pasalnya, teknologi bertenaga listrik tidak menghasilkan emisi gas buang, sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.

Di sisi lainnya, energi listrik yang lebih murah berdampak pada penghematan biaya operasional yang signifikan dibandingkan dengan bahan bakar minyak.

Diketahui, traktor tangan tenaga listrik ini dipelopori oleh tujuh dosen dan 15 mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS.

Pelaksanaan kegiatan ini berlansung sejak pertengahan tahun hingga November 2021 ini. Alief memilih Desa Wanar sebagai target penelitian sebab kerap dijadikan mitra kerja oleh ITS dalam hal implementasi teknologi pertanian.

Lalu, Alief mengakui, meski sempat terkendala oleh Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa waktu lalu, namun kegiatan ini dapat dirampungkan dengan baik.

“Ke depan, saya berharap adanya pengembangan lanjutan dari produk pertanian bertenaga listrik ini,” ungkapnya.