Ini Pesan Kepala LL Dikti Wil 4 di Wisuda dan Milad UMC ke-20

UMC dalam kiprahnya ke-20 tahun, telah konsisten menjadi perguruan tinggi yang penggerak dan berkemajuan dalam lisan dan perbuatan.

Ini Pesan Kepala LL Dikti Wil 4 di Wisuda dan Milad UMC ke-20
Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Prof. Dr. H. Uman Suherman M.Pd saat memberikan sambutan pada wisuda dan milad UMC di Convention Hall Kampus 2 Cirebon, sabtu (19/9/2020)

MONITORDAY.COM -  Eksistensi Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) tidak hanya sebuah perguruan tinggi yang memiliki derajat kesejajaran dengan PTM lainnya,  tapi juga menunjukan kiprah yang competitive.

Demikian disampaikan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Prof. Dr. H. Uman Suherman M.Pd saat memberikan sambutan pada wisuda dan milad UMC di Convention Hall Kampus 2 Cirebon, sabtu (19/9/2020). 

"Saya bukan cukup bangga tapi merasa bangga dengan prestasi yang di tunjukan UMC. Selamat milad ke-20 dan wisuda ke-25. Jumlah lulusan mencapai 900 lebih, ini luar biasa. Semoga UMC konsisten menjadi perguruan tinggi yang penggerak juga uswatun hasanah sebagai salah satu institusi" ujar Uman.

UMC dibawah kepemimpinan Prof. Dr. Khaerul Wachidin

Menurut Uman, UMC dibawah komando Prof. Dr. Khaerul Wachidin telah memberikan warna tidak hanya Muhammadiyah tapi kepada Bangsa. Kampus ini dulu bukan apa-apa tapi kini menjadi kampus swasta terbaik di Kabupaten Cirebon. 

Uman sangat mengapresiasi kinerja UMC bahwa dalam perjalanan dirinya mendampingi kampus ini, bukan hanya program studi yang bertambah, tapi nilai akreditasi meningkat.

"Jangan lakukan re-akreditasi kalau nilainya tidak meningkat," himbaunya.

Bagi Uman, UMC seyogyanya tidak lagi bermain di wilayah nasional tapi sudah saatnya mengarah ke internasional. Tantangan yang diajukannya semata-mata bukan menjerumuskan tapi ingin berkaloborasi  bahwa di Jawa Barat  ada UMC dengan predikat unggul dan sangat baik.  

Apapun yang dilakukan civitas akademika UMC adalah hasil dari proses berpikir yang membuktikan dirinya mumpuni dan potensial.

Pesan untuk civitas akademika UMC

UMC sejatinya baru bisa dikatakan unggul manakala UMC menjadi kampus yang sempurna. Karenanya, Uman kembali menantang UMC, agar  tidak hanya membuka program studi S1, S2 tapi harus ada prodi S3. 

Uman lantas bertanya, apakah mencapai kesempurnaan itu mudah? tentu butuh keseriusan civitas akademika UMC untuk menjawab tantangannya. Harapannya, di setiap prodi harus ada guru besar karena UMC sudah banyak berbuat.

Dalam kiprah pendidikan yang semakin tertantang demi kemajuan zaman, maka para dosen tidak hanya sekedar menyampaikan profesi mereka sebagai dosen, jika tidak memiliki dua atribut yang utama yakni kualifikasi akademik dan guru besar.

Bagi mereka yang sudah mentasbihkan berkarir di Perguruan Tinggi, tentu kualifikasi akademik tidak cukup dengan S2 tapi S3. Meskipun sudah bergelar magister atau doktor namun selama jabatan fungsionalnya masih asisten ahli, yang bersangkutan tetap asisten. Karenanya, jabatan fungsional perlu diperhatikan.

Begitupun dengan mereka yang sudah asisten ahli, jangan puas jadi asisten. Mereka harus mengurus ke jabatan lektor kemudian letkor kepala. 

"Saya ingin para senat di UMC sudah jadi guru besar dalam waktu 2-3 tahun. Mumpung sy masih jadi ketua LL DIKTI," tandasnya. 

Pesan untuk wisudawan

Bagi yang sudah di wisuda hari ini, inilah momen tepat mengangkat harkat martabat keluarga karena yang dibawa adalah nama baik dan identitas keluarga yang lebih terhormat. 

"Terkadang, orang tua  begitu bangga menyampaikan bahwa anaknya saat ini  sudah sarjana. Anaknya sudah jadi profesi, jadi master. Namun, yang membedakan kuliah dan tidak, bukan terletak pada panjangnya gelar profesor doktor tapi pada sikapnya atau akhlaknya," tuturnya.

Buat apa S1, S2, S3 atau Guru Besar sekalipun jika akhlaknya buruk. Banyak bukti, mereka yang bergelar tapi saat diberikan amanah, malah tidak amanah. Mereka tidak suka melihat rekan mereka  memiliki prestasi yang lebih baik. Bahkan tidak sedikit takut tersaingi, gila jabatan. Padahal orang gilapun tidak segila dengan mereka yang terdidik.

"Anak yang sholeh tidak hanya baik bagi diri sendiri, yang senantiasa menjadi anak yang berbagi kebaikan. Anda dididik dengan prinsip yang ada di UMC seperti relijius yang sangat kuat serta filosofi kesundaan yang penuh nilai kearifan," pintanya.

UMC harus mampu mendidik orang-orang yang tidak hanya punya kecerdasan intellectual, tidak punya kecerdassan spritual dan emotional  tapi secara comprehensive perlu menunjukan kecerdasan dalam kehidupan.

Ilmu yang didapatkan tidak akan berarti apa-apa manakala  ilmu tersebut tidak digunakan sebagai  solusi menghadapi permasalahan. Yang dituntut oleh masyarakat bukan hanya gelar, jabatan, materi  tapi kehadiran seorang yang terdidik menghadirkan solusi.

"Yang mana selalu kita ungkapkan saat kita kecil, tentang cita-cita..Jang kalau sudah besar..mau jadi apa? Saya bisa gunakan kalimat yang istimewa untuk menjawab dan ternyata, sulit untuk dimanifestasikan," akuinya.

Uman pun mengutip penggalan hadis dari H.R Ahmad, Thabrani bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Jangan pernah memanfaatkan umat untuk kesejahteraan pribadi, apalagi sebaliknya.

UMC Bentangkan masa depan yang cerah

UMC sudah membentangkan sebuah masa depan yang cerah dengan memberikan ilmu yang seluas-luasnya dan ketrapilan yang sekuat-kuatnya. Dunia yang ditempati saat ini dihadapkan dengan sebuah tantangan dan perjuangan, tapi ada satu hal yang perlu dipegang agar harus jadi pemenang.

"Buat apa jadi pemenang tapi dengan cara menjatuhkan orang lain, dengan menzholimi orang lain, menjelekkan og lain, kalau anda mau jadi pemenang. Sempurnakan yang sudah anda miliki dan saat anda jadi pemenang, tidak menyisahkan rasa sakit hati. tapi rasa hormat," imbuhnya.

Dibalik sikap yang baik ada hati yang bersih 

Negeri ini membutuhkan para aktor yang mampu  membuktikan contoh dari nilai orang terdidik. Buktikan jika para lulusan UMC yang pernah mengenyam pendidikan tinggi, tidak hanya dengan IPK sempurna tapi dibalik attitude atau sikap yang baik, ada hati yang bersih. 

Hati bagaikan raja yang menggerakkan tubuh untuk melakukan perbuatan-perbuatannya, jika hati tersebut adalah hati yang baik maka seluruh tubuhnya akan tergerak untuk mengerjakan hal-hal yang baik.

Adapun jika hatinya adalah hati yang buruk maka tentunya juga akan membawa tubuh melakukan hal-hal yang buruk. Hati adalah perkara utama untuk memperbaiki manusia, Jika seseorang ingin memperbaiki dirinya maka hendaklah ia memperbaiki dahulu hatinya

" Ananda perlu perhatikan baik-baik ini. Anda terdidik, IPK bagus, kedepan anda bergelar magister  ataupun doktor, nama yang diberikan orang tua anda pun bagus, tapi masih suka iri, dengki, jegal teman karena takut tersaingi. Demi Allah, orang seperti itu dikategorikan kufur nikmat, neraka tempatnya," tegasnya

Di akhir sambutannya, Ketua LL DIKTI ini kembali mengajak, hakiktnya ijazah yang sudah didapatkan adalah bentuk penghormatan kepada orang tua. Kesuksesan tidak terjadi begitu saja, kesuksesan perlu kerja keras dan kesuksesan perlu perjuangan.

"Orang-orang yang sudah bekerja keras dan sudah berjuang menghantarkan anda sudah seperti ini bukan orang lain tapi kedua orang tua anda..kita harus menjadi hidayah bagi kedua orang tua kita" pesannya.