IBM Bekasi Dorong Penguatan Kepemimpinan Mahasiswa

MONITORDAY.COM - Dalam rangka penguatan kepemimpinan bagi seluruh civitas akademika, Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi menggelar Latihan Dasar Kepemimpinan bertajuk "Memotivasi dan Memimpin", pada Sabtu (6/2/2021).
Acara yang digelar secara virtual ini diikuti oleh segenap mahasiswa dan dosen khususnya program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, IBM Bekasi.
Acara ini menghadirkan beberapa pembicara antara lain, M. Muchlas Rowi, S.S, SH, MM. (BPH IBM Bekasi, Komisaris PT Jamkrindo) sebagai Keynote Sepeaker, serta pembicara lain yakni, Dr. Jaenudin, S.Ag, MPd (Rektor IBM Bekasi), Epen Supendi, (Dekan FEB IBM Bekasi), serta Eva Fauziana, (Ketua LPPM IBM Bekasi).
Dalam kesempatan itu, Muchlas Rowi menekankan bahwa yang patut diperhatikan dalam kepempinan adalah peka terhadap perubahan. Terlebih di masa pendemi yang membuat perubahan tersebut menjadi semakin cepat.
"Pandemi mengharuskan orang tetap beraktivitas namun tidak dengan tatap muka, karena itu masyarakat dituntut untuk menggunakan teknologi seperti zoom, baik di dunia kerja muapun untuk aktivitas pendidikan. itu yang harus diperhatikan, harus bisa beradaptasi dengan perubahan," ujarnya.
Selain itu, Muchlas juga menekankan bahwa yang harus dimiliki oleh pemimpin di tengah perubahan yang sangat cepat, yakni harus berdasar pada core value. Dia mencontohkan, seperti kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, yang memiliki Shidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah.
"Kalau di BUMN itu ada AKHLAK (amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif). yang seperti ini penting harus dimiliki oleh setiap pemimpin. Selain itu, yang terpenting juga pemimpin harus punya keahlian teknis, dan tentunya harus memimpin dengan hati," kata Muchlas.
Rektor IBM Bekasi, Jainudin menyoroti bahwa pada dasarnya seseorang dilahirkan sebagai pemimpin. Dia mengatakan, seorang pemimpin awalnya merupakan seorang pemimpi yang mempunyai visi besar ke depan.
"Jadi, mimpi-mimpi besar itu yang mendorong seseorang untuk bisa memimpin dengan baik, karena pada prinsipnya pemimpin haruslah orang yang memiliki visi untuk memajukan komunitas yang dipimpinnya," kata dia.
Jainudin menyebutkan 4 hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. yakni Tidak pernah berhenti belajar, memberi pehatian penuh bagi suatu permasalahan, mencari solusi, serta tepat waktu.
"Hal itu harus dipunyai oleh pemimpin, karena itu mahasiswa yang merasa belum mempunyai sifat-sifat tersebut, harus ditanamkan mulai dari saat ini. karena kalian semua adalah pemimpin," tegas Jainudin.
Selanjutnya, Epen Supendi membahas tentang kepemimpinan di persyarikatan Muhammadiyah. Dia mengatakan bahwa Muhammadiyah dalam hal ini mendidik masyarakat untuk menjadi pemimpin di berbagai tingkatan, mulai dari ranting higga pusat.
"Bahkan kepemimpinan itu ada di setiap lapisan kalangan, mulai dari pelajar, Mahasiswa, Pemuda, hingga pusat, Muhammadiyah membantuk komunitas-komunitas berbasis kepemimpinan," ungkapnya.
Epen menambahkan, yang terpenting dari kepemimpinan Muhammadiyah adalah prinsip kolektif kolegial, atau kepemimpinan berdasarkan kebersamaan dalam mengambil keputusan. Menurut dia, hal ini menjadi penting karena pada dasarnya sebuah organisasi harus dikelola melalui mekanisme musyawarah dan mufakat.
"Dasar pengelolaan itu yang diterapkan Muhammadiyah. Karenanya, kebijakan yang diambil di setiap tingkatan selalu berdasarkan koordinasi dan kolaborasi sehingga tidak bertentangan satu sama lain," ungkap Epen.
Sementara itu, Eva Fauziana menjelaskan soal pentingnya kepemimpinan situasional. Menurut dia, hal tersebut penting karena di samping untuk menghadapi situasi perubahan, namun juga untuk menghadapi dinamika di sebuah komunitas maupun perusahaan.
Dalam kesempatan itu dia menjelaskan bahwa kepemimpinan situasional memiliki 4 hal yang terdiri dari S1-S4. yakni S1 directing, S2 coaching, S3 Supporting, S4 delegating.
"Empat hal itu dilakukan oleh seorang pemimpin tergantung bagaimana situasi dan dinamika yang terjadi misalnya dalam suatu perusahaan," kata Eva Fauziana.