IAKMI TANGSEL : Perang Akar Rumput Lawan Covid-19
Keterbatasan dalam pengetesan, surveillance, penerapan protokol kesehatan di ruang publik, dan berbagai hal terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) belum optimal dilaksanakan. Situasi tersebut mendorong Pengurus Cabang IAKMI Kota Tangerang Selatan untuk menyampaikan saran dan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan

MONITORDAY.COM - Jelang Iedul Fitri 1441 H angka kasus Covid-19 di Tangerang Selatan cukup mengkhawatirkan. Posisi Tangsel yang berhimpitan dan menjadi salah satu daerah penyangga ibukota negara menempatkannya pada risiko yang tinggi dalam penyebaran wabah ini.
Keterbatasan dalam pengetesan, surveillance, penerapan protokol kesehatan di ruang publik, dan berbagai hal terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) belum optimal dilaksanakan. Situasi tersebut mendorong Pengurus Cabang IAKMI Kota Tangerang Selatan untuk menyampaikan saran dan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan
Ada beberapa butir rekomendasi yang disampaikan IAKMI Tangsel. Dari berbagi hal yang direkomendasikan untuk pelaksanaan PSBB yang lebih baik antara lain adalah Penguatan peran Gugus Tugas RW berbasis konsep Perang Akar Rumput lawan Covid-19 (PARC-19).
Saran berikutnya terkait Penguatan kemitraan dengan IAKMI Kota Tangerang Selatan dalam hal penguatan basis data epidemiologi (surveilans dan contact tracing).
Rekomendasi lainnya adalah mengeluarkan larangan kepada masyarakat untuk tidak melakukan kunjungan antar tetangga/kerabat walaupun berada dalam wilayah dekat pada Hari Raya Idul Fitri 1441 H/2020 M (mudik lokal di dalam wilayah Tangsel dan Jabodetabek).
Selain itu, mengoptimalkan Operasi Ketupat di beberapa titik perbatasan dari dan keluar Kota Tangerang Selatan dan atau karantina lokal dari kecamatan atau kelurahan yang berada di Zona Kuning ke Zona Merah.
Rekomendasi ini tidak terlepas dari data yang ditunjukkan bahwa kasus Positif Covid-19 di Kota Tangerang Selatan terhitung mulai tanggal 24 April 2020 sampai dengan 20 Mei 2020 menunjukkan angka kasus positif yang terus meningkat. Padahal pemberlakuan PSBB telah ditetapkan sejak tanggal 18 April 2020.
Berdasarkan Data pada tanggal 24 April 2020, dimana terdapat jumlah kasus positif sebanyak 86 orang (dirawat 53 orang, sembuh 15 orang, dan meninggal 18 orang) dan terus meningkat drastis sampai dengan tanggal 20 Mei 2020 dengan jumlah kasus positif sebanyak 205 orang (dirawat 142 orang, sembuh 40 orang, dan meninggal 23 orang).
Hal ini membuktikan terjadinya kenaikan jumlah kasus positif sebanyak 119 orang atau 138% dalam waktu 23 hari. Data yang tidak boleh diabaikan mengingat keterbatasan fasilitas kesehatan yang ada.
Selain angka kasus positif, dapat juga terlihat angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terhitung mulai tanggal 24 April 2020 sampai dengan 20 Mei 2020. Angka yang ditunjukkan pun terus meningkat walau memang tidak terlalu drastis, tetapi angka PDP ini menjadi indikasi awal dugaan orang yang berpotensi terinfeksi atau menunjukkan gejala mirip Covid-19.
Pada tanggal 24 April 2020, data menunjukkan jumlah angka kasus PDP sebanyak 369 orang (dirawat 292 orang, sembuh 24 orang, dan meninggal 53 orang). Hal ini terus meningkat sampai dengan tanggal 20 Mei 2020 dengan jumlah kasus PDP sebanyak 628 orang (dirawat 288 orang, sembuh 261 orang, dan meninggal 79 orang).
Dengan demikian, terjadi kenaikan jumlah kasus PDP sebanyak 259 orang atau 142% dalam waktu 23 hari.