Hasil Riset Alvara Ungkap Entitas Baru Generasi Muslim Indonesia

Generasi muslim Indonesia mendapatkan sumber informasi keagamaan tak hanya dari offline tapi juga dari dunia online. 

Hasil Riset Alvara Ungkap Entitas Baru Generasi Muslim Indonesia
Ilustrasi/Net

MONITORDAY.COM -  Alvara Research Center telah melakukan survei untuk menyoroti generasi muslim Indonesia di era digitalisasi.

Pendiri Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengatakan, generasi muslim Indonesia saat ini berjumlah 30 juta lebih dengan rentang umur berkisar antara 18-35 tahun.

Berangkat dari data BPS, lanjut Hasanuddin, ternyata masyarakat muslim di perkotaan lebih banyak dibanding di desa. Tak hanya itu, kelas menengah muslim dan muslim millenial saat ini dikatakannya juga semakin meningkat.

"Sehingga yang saya maksud generasi muslim ini adalah generasi muda millenial yang tinggal di perkotaan dan kelas menengah. Ini disebut dengan entitas generasi baru muslim," jelasnya.

Ia kemudian mengkategorikan generasi muslim di Indonesia dengan 4 (empat) karakter. Karakter pertama adalah mereka yang sangat tergantung pada dunia digital.
kedua, generasi muslim Indonesia begitu relegius dan paling tidak, dikatakannya, relegius dari sisi penampilan.

"Mereka tak sungkan untuk menampilkan identitas keislamannya. Semangat keagamaan anak muda lebih besar," katanya dalam Diskusi dengan tema "Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia dalam Bidang Media Informasi" di Aula kantor DP MUI Pusat, Selasa (21/01/20).

Ketiga, lanjut Hasannuddin, gaya hidup generasi muslim Indonesia lebih modern. Dan keempat, mereka memiliki daya beli lebih. Artinya high buying over dan biasanya  generasi muslim Indonesia memiliki pasif income yang besar.

"Jadi empat inilah karakter dari generasi baru muslim kita hari ini yang populasinya sebanyak 30 juta jiwa lebih," ujarnya 

Ia kemudian menjelaskan, bahwa generasi muslim Indonesia mendapatkan sumber informasi keagamaan tak hanya dari offline tapi juga dari dunia online. 

"Data di sini menunjukkan bahwa sumber informasi keagamaan dari orang tua (offline) sebesar 32,1 persen. Sementara dari web internet sebesar 16,0 persen," ujarnya.

Hal ini dikatakannya selaras dengan temuan survei terakhir soal penetrasi portal keislaman. Hasanuddin menjelaskan bahwa, ternyata saat ini hanya 19 persen orang yang mengakses portal keislaman.

"Artinya, hanya 2 dari 10 orang di Indonesia melihat portal keislaman di internet," pungkasnya.